Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Terkoreksi Gegara Komentar Trump

Harga minyak dunia turun pada Jumat (24/1/2025), menyusul tekanan Presiden AS Donald Trump terhadap OPEC.
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia anjlok pada Jumat (24/1/2025), seiring dengan desakan Presiden AS Donald Trump kepada OPEC dan pemimpin de facto-nya Arab Saudi untuk menurunkan harga dalam upaya besar meningkatkan produksi minyak mentah.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah jenis Brent turun 50 sen menjadi US$77,95 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) AS turun 31 sen menjadi US$74,31 per barel.

Dalam pidatonya di World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, Trump mengatakan bahwa dia akan menuntut Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC untuk menurunkan harga minyak mentah.

Trump juga mengatakan, akan meminta Riyadh untuk meningkatkan paket investasi AS menjadi US$1 triliun, naik dari US$600 miliar yang dilaporkan oleh kantor berita negara Saudi sebelumnya pada hari itu.

Ketidakpastian atas kebijakan tarif Trump, dan potensi presiden yang baru dilantik akan mendorong produksi minyak AS yang lebih tinggi, juga membebani harga minyak mentah berjangka, kata para analis.

Menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), menyusutnya persediaan minyak mentah AS, yang mencapai level terendah sejak Maret 2022 pada minggu lalu, membuat harga minyak tidak turun lebih jauh. Laporan EIA menyatakan, persediaan minyak mentah turun 1 juta barel menjadi 411,7 juta barel dalam seminggu hingga 17 Januari, menandai penurunan mingguan kesembilan berturut-turut.

Dilansir dari Bloomberg, kepala strategi komoditas untuk ING Groep NV, Warren Patterson menyebut, bukan tugas yang mudah untuk meyakinkan OPEC meningkatkan produksi seperti yang diinginkan Trump.

"Selain itu, harga minyak yang lebih rendah juga akan menjadi hambatan untuk meningkatkan produksi minyak AS secara signifikan," katanya. 

Salah satu perintah eksekutif Trump minggu ini adalah untuk mengumumkan keadaan darurat energi nasional untuk membantu meningkatkan produksi dalam negeri. Dalam masa jabatan pertamanya, presiden berulang kali meminta OPEC+ untuk menurunkan harga ketika dia merasa harganya terlalu tinggi. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper