Bisnis.com, JAKARTA — Axiata, perusahaan asal Malaysia, disebut tengah mempertimbangkan rencana divestasi saham PT Link Net Tbk. (LINK) dengan nilai yang diperkirakan sebesar Rp16 triliun. Manajemen LINK memberikan penjelasan atas rencana tersebut.
Corporate Secretary Link Net Rininta Agustina Widya Pratika mengatakan LINK mengetahui adanya proses penjajakan pemegang saham perseroan untuk mengakses investor potensial.
"Namun, sampai saat ini, perseroan belum menerima informasi lain dari pemegang saham perseroan mengenai hal tersebut," kata Rininta dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (22/1/2025).
Dia melanjutkan sampai saat ini, belum terdapat hal yang signifikan atau material yang dilakukan terkait dengan informasi tersebut.
Rininta juga mengatakan dalam hal terdapat informasi atau fakta material, LINK akan menyampaikan keterbukaan informasi ke otoritas terkait dan masyarakat sesegera mungkin, sesuai dengan peraturan pasar modal dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sebelumnya, dikabarkan Axiata akan melakukan divestasi terhadap LINK. Total nilai divestasi tersebut diperkirakan sebesar US$1 miliar, atau sekitar Rp16 triliun.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) mengakuisisi sebanyak 550 juta saham LINK atau setara 20 persen kepemilikan dengan harga Rp4.800 per saham pada pertengahan tahun 2022 lalu.
Selain EXCL, Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd, anak perusahaan yang berada di bawah payung Axiata Group, membeli saham LINK dengan porsi yang lebih besar yakni 46,03%. Axiata dan EXCL mengakuisisi saham LINK dari Grup Lippo.
Saat ini, Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd menjadi pengendali LINK dengan kepemilikan sebanyak 2,16 miliar saham, atau setara 75,42% kepemilikan. Sementara itu, EXCL memiliki sebanyak 19,22% saham atau setara 550,3 juta saham.
Adapun kepemilikan masyarakat di LINK adalah sebesar 41,97 juta saham atau 1,46% kepemilikan.
Apabila terwujud, maka Grup Axiata melakukan divestasi setelah mengalihkan sejumlah aset LINK ke EXCL. EXCL sebelumnya diketahui mengambil alih unit bisnis residensial atau bisnis B2C milik LINK senilai Rp1,87 triliun.
Bisnis B2C Linknet mencakup bisnis internet service provider (ISP), bisnis IPTV, dan bisnis PayTV, termasuk layanan yang berkaitan dengan penyimpanan cloud, permainan, dan pelanggan rumah pintar (smart homes customers).
“Perseroan [XL Axiata] bermaksud untuk membeli dan mengambil alih dari Linknet, dan Linknet bermaksud untuk menjual dan mengalihkan, semua hak dan kepentingan dalam, dari dan atas ServeCo, sesuai dengan syarat dan ketentuan Perjanjian Pengalihan Usaha,” tulis EXCL pertengahan tahun lalu.
EXCL menjelaskan alasan pengambilalihan bisnis B2C Linknet ini dilakukan karena melihat pasar layanan fixed broadband (FBB) dan fixed mobile convergence (FMC) memiliki peluang bisnis yang sangat besar.