Bisnis.com, JAKARTA — PT Link Net Tbk. (LINK) menyampaikan merger antara perusahaan afiliasinya PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT Smart Telecom akan berdampak positif terhadap LINK.
Direktur Link Net Kanishka Gayan Wickrama menyampaikan pihaknya bukan menjadi pihak yang melakukan transaksi merger antara EXCL dan FREN.
"Dampak dari merger ini untuk kami cukup positif karena EXCL merupakan penyewa utama kami dan memperkuat posisi kami di pasar," kata Wickrama dalam konferensi pers LINK, Senin (16/12/2024).
Dengan merger ini, LINK optimistis akan memiliki penyewa utama yang sangat kuat, yang akan membantu mendorong bisnis perseroan ke depan.
Di sisi lain, LINK akan melanjutkan restrukturisasi bisnis yang tengah dijalankan hingga saat ini, terlepas dari kabar merger antara XL Axiata dan LINK.
"Kami akan melanjutkan restrukturisasi bisnis kami. Dan seperti yang saya jelaskan sebelumnya, setelah merger kami akan memiliki penyewa utama yang sangat kuat dalam jaringan kami dalam bentuk XLSmart," ujar Wickrama.
Sebagaimana diketahui, LINK tercatat aktif melakukan restrukturisasi bisnis business-to-consumer (B2C) ke EXCL tahun ini.
Pada Agustus tahun ini misalnya, LINK tercatat mengalihkan ServeCo ke EXCL dengan nilai transaksi Rp1,87 triliun, dengan potensi pendapatan dari rencana transaksi sewa aset jaringan fiber optic sebesar Rp11,06 triliun.
Dalam perjanjian yang disepakati, LINK akan mengalihkan 750.000 pelanggan LINK ke EXCL, Broadband Network Getaway, software dan aplikasi yang dimiliki dan/atau dikembangkan oleh LINK terkait ServeCo, dan perangkat di tempat pelanggan. Perangkat tersebut tidak termasuk ONTs/Modem dan STB.
Pengalihan ini berarti LINK akan melakukan pengalihan bisnis residensial perseroan ke EXCL, yang nantinya akan mengintegrasikan bisnis FBB milik LINK dengan bisnis mobile milik EXCL untuk memaksimalkan nilai dan memberikan layanan terbaik.
LINK memperkirakan akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dengan proyeksi kenaikan sebesar Rp264 miliar per tahun dibanding tidak melakukan rencana transaksi. LINK juga diperkirakan dapat mengurangi beban keuangan rata-rata Rp88 miliar per tahun.
LINK memperkirakan akan memperoleh laba bersih yang lebih tinggi, dengan rata-rata kenaikan sebesar Rp139 miliar per tahun dengan pengalihan ini.