Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (17/1/2025) diproyeksikan masih akan bergeliat diwarnai euforia penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG masih menguat 0,39% atau 27,96 poin ke level 7.107,52 pada perdagangan kemarin, Kamis (16/1/2025).
Pasar saham Indonesia pun masih mencatatkan masuknya aliran dana asing. Tercatat, nilai beli bersih atau net buy asing mencapai Rp430,33 miliar pada perdagangan kemarin.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG pada perdagangan kemarin mulai memasuki resistance area di level 7.100-7.130. Secara teknikal, pola spinning top dari pergerakan IHSG kemarin mengindikasikan potensi pullback dari resistance area tersebut.
"IHSG hari ini, diperkirakan bergerak fluktuatif dalam rentang 7.075-7.130," kata Valdy dalam risetnya pada Jumat (17/1/2025).
Adapun, pada perdagangan hari ini, pasar mengantisipasi serangkatan data ekonomi China. Salah satu yang diantisipasi adalah data pertumbuhan ekonomi China, dengan perkiraan berada di level 5% secara tahunan (year on year/yoy) untuk kuartal IV/2024 dan 4,6% yoy untuk kuartal III/2024.
Baca Juga
Realisasi pertumbuhan ekonomi China itu akan memperkuat indikator-indikator ekonomi lain yang sudah terlebih dahulu menunjukan indikasi perbaikan konsumsi China pada 2024.
"Dari dalam negeri, pelaku pasar masih dipicu euforia dari pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dalam RDG [Rapat Dewan Gubernur] BI pada pekan ini," tulis Valdy.
Akan tetapi, nilai tukar rupiah kembali bergerak ke atas Rp16.300 per dolar AS. Kondisi tersebut dinilai berpotensi memicu koreksi pada saham-saham bank yang menjadi movers dalam dua hari terakhir.
IHSG pada perdagangan hari ini pun diproyeksikan akan berada di level resistance 7.130, pivot 7.075, dan support 7.000.
Untuk perdagangan hari ini, saham-saham pilihan yang direkomendasikan oleh Phintraco Sekuritas meliputi PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR), PT Barito Pasifik Tbk. (BRPT), PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR), PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), dan PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.