Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Pangkas Suku Bunga, Rupiah Dibuka Melemah ke Rp16.244 per Dolar AS

Rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.244 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (19/12/2024).
Karyawan memperlihatkan Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (21/10/2024)./ JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (21/10/2024)./ JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.244 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (19/12/2024). 

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka pada perdagangan dengan turun 0,91% atau 146,5 poin ke posisi Rp16.244 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terlihat melemah 0,22% ke posisi 107,760.

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,21%, dolar Singapura menguat sebesar 0,14%, dan peso Filipina menguat 0,04%.

Sementara itu mata uang yang melemah di antaranya yuan China yang melemah sebesar 0,17%, won Korea melemah 0,73%, dolar Hong Kong melemah 0,03%, baht Thailand melemah 0,09%, ringgit Malaysia melemah 0,73%, rupee India melemah 0,06%, dan dolar Taiwan melemah sebesar 0,44%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi sebelumnya bahwa perdagangan hari ini (19/12) mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi berpotensi ditutup melemah direntang Rp16.080-Rp16.140 per dolar AS.

Dia sebelumnya mengatakan bahwa kemarin (18/12/2024) mata uang rupiah ditutup menguat tipis 3 poin ke level Rp16.097 dari sebelumnya sempat menguat 25 poin ke level Rp16.099.

Ibrahim mengatakan bahwa The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, tetapi fokusnya akan tertuju pada proyeksi ekonomi masa depan The Fed dan komentar Ketua Jerome Powell. 

Dia mengatakan bahwa sinyal tentang prospek suku bunga jangka panjang The Fed tetap menjadi fokus karena inflasi tetap membandel dan diperkirakan akan terus meningkat di bawah Presiden Donald Trump yang akan datang.

Selain The Fed, Bank of Japan (BoJ) dan Bank of England (BoE) juga dijadwalkan untuk membuat keputusan suku bunga pada pekan ini. Dia mengatakan bahwa BOE diharapkan mempertahankan suku bunga tetap stabil, sementara pasar menunggu keputusan BOJ yang mungkin akan menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Selain itu, Ibrahim mengungkap bahwa Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan atau BI rate pada level 6% di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Menurutnya, keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dia menjelaskan bahwa kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak semakin tingginya ketidakpastian perekonomian global akibat arah kebijakan AS dan eskalasi ketegangan geopolitik di berbagai wilayah.

Selain itu, sentimen datang dari Uni Eropa yang telah mengadopsi paket sanksi ke-15 terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina, dengan menambahkan 33 kapal tambahan dari armada bayangan Rusia yang digunakan untuk mengangkut minyak mentah atau produk minyak bumi. Inggris juga memberikan sanksi kepada 20 kapal karena membawa minyak Rusia yang ilegal.

Reuters melaporkan bahwa Beijing akan menaikkan defisit anggarannya menjadi 4% dari 3% dari produk domestik bruto pada 2025 dan juga akan menargetkan pertumbuhan PDB sebesar 5% untuk tahun ketiga berturut-turut.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper