Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

S&P Global Kerek Rating Vale Indonesia (INCO) Jadi BB+

Lembaga pemeringkat S&P Global Ratings mengerek peringkat utang PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) menjadi BB+ dengan prospek stabil.
RUPST PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) pertengahan tahun 2024 memutuskan merombak jajaran direksi yang berlaku setelah divestasi rampung Juni 2024./Istimewa
RUPST PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) pertengahan tahun 2024 memutuskan merombak jajaran direksi yang berlaku setelah divestasi rampung Juni 2024./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga pemeringkat S&P Global Ratings mengerek peringkat kredit PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) menjadi BB+ dengan prospek stabil, dari semula BB.

Keputusan itu diambil S&P Global Ratings usai mencermati peran holding BUMN Pertambangan MIND ID setelah menguasai 34% saham berkode INCO tesebut. Belakangan, MIND ID turut memberikan pengawasan dan dukungan modal yang kuat terhadap inisiatif strategis perseroan.

“Kepercayaan yang meningkat dari investor dan pemberi pinjaman akan memungkinkan kami mengakses pendanaan yang lebih besar dengan tingkat bunga yang lebih kompetitif,” kata Direktur Keuangan INCO Rizky Putra lewat keterbukaan informasi, Sabtu (7/12/2024). 

Rizky mengatakan hal itu bakal mempercepat sejumlah proyek strategis INCO untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan. 

Sematan anyar dari S&P Global Ratings itu turut mengakui pengelolaan keuangan dari INCO, di mana perseroan berhasil mempertahankan posisi kas yang kuat serta rasio utang terhadap EBITDA yang diperkirakan tetap di bawah ambang batas fase pengembangan. 

Kendati menghadapi tantangan di pasar nikel global, INCO menunjukkan ketangguhan dengan menunda belanja modal yang tidak mendesak sambil tetap fokus pada investasi strategis. 

“Peningkatan peringkat kredit ini tidak hanya memperkuat posisi pasar PT Vale, tetapi juga meningkatkan kredibilitas industri tambang Indonesia di panggung global,” kata Direktur Keuangan MIND ID Akhmad Fazri. 

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2024, INCO membukukan penurunan laba bersih yang signifikan sepanjang Januari-September 2024 menjadi US$51,1 juta. 

Penurunan itu terimbas lesunya pendapapatan akibat rata-rata harga jual nikel yang merosot. Alhasil, laba bersih INCO pada 9 bulan 2024 jeblok 78,55% year-on-year (YoY) dari capaian US$238,27 juta pada periode yang sama 2023. 

Laba bersih yang anjlok sejalan dengan penurunan pendapatan INCO hingga akhir September 2024. Pendapatan INCO turun 24,45% YoY menjadi US$708,5 juta dari US$937,8 juta di periode yang sama tahun lalu. 

Seperti diketahui, INCO mencatat harga realisasi rata-rata sepanjang 9 bulan 2024 sebesar US$13.262 per ton atau 29% lebih rendah dari US$18.596 per ton pada 9 bulan 2023.

Sementara itu, volume produksi nikel INCO naik 6% secara tahunan dari 51.644 ton menjadi 52.783 ton. Sejalan dengan itu, realisasi volume penjualan INCO tercatat sebanyak 53.429 ton atau lebih tinggi 5,93% YoY dari 50.435 ton pada Januari-September 2023.  

Selain laba bersih dan pendapatan yang turun, beban pokok pendapatan Vale Indonesia juga turun 3,47% menjadi US$628,3 juta, dari sebelumnya sebesar US$650,9 juta.  

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper