Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kilau Harga Emas Meredup, Investor Beralih ke Dolar AS saat Trump Menang

Harga emas merosot ke level terendah dalam tiga pekan seiring sikap investor yang lebih melirik dolar AS setelah Donald Trump memenangkan pemilu AS.
Emas batangan dijual di toko Gold Investments Ltd. di London, Inggris. / Bloomberg-Chris Ratcliffe
Emas batangan dijual di toko Gold Investments Ltd. di London, Inggris. / Bloomberg-Chris Ratcliffe

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas merosot ke level terendah dalam tiga pekan seiring dengan sikap investor yang mulai berinvestasi ke dolar AS setelah Donald Trump memenangkan pemilihan umum Amerika Serikat.

Pelaku pasar juga menantikan keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed) pada hari ini, Kamis (7/11/2024) untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai siklus pelonggaran bank yang telah membantu reli emas yang menakjubkan ke rekor tertinggi berturut-turut tahun ini.

Mengutip Reuters pada Kamis (7/11/2024), harga emas di pasar spot turun 2,8% menjadi US$2.667,19 per troy ounce setelah mencapai level terendah tiga minggu di US$2.652,19. Sementara itu, emas berjangka AS ditutup 2,7% lebih rendah pada US$2.676,30.

Dengan catata tersebut, harga emas mengarah untuk mencatat penurunan harian terbesarnya dalam lima bulan.

"Kemenangan presiden jelas ketika pasar telah memperkirakan hasil yang diperebutkan, penghapusan elemen risiko, perdagangan Trump termasuk penguatan dolar pagi ini dan kombinasi keduanya telah membuat harga emas lebih rendah," kata analis StoneX, Rhona O'Connell.

Trump merebut kembali Gedung Putih dengan memperoleh lebih dari 270 suara Electoral College yang dibutuhkan untuk memenangkan kursi kepresidenan, menurut proyeksi Edison Research.

Investor mengatakan kepresidenan Trump akan memperkuat dolar, menyebabkan Federal Reserve menghentikan siklus pelonggaran jika inflasi meningkat setelah perkiraan tarif baru.

Sementara itu, Indeks dolar AS mencapai level tertinggi dalam empat bulan, membuat emas batangan lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.

Head of Commodity Strategy di Saxo Bank, Ole Hansen, mengatakan, risiko kenaikan inflasi dapat memperlambat laju penurunan suku bunga AS seiring diberlakukannya tarif.

"Federal Open Market Committee [FOMC] kemungkinan masih akan melakukan pemotongan pada hari Kamis tetapi pernyataan selanjutnya akan dipelajari dengan cermat untuk mencari tanda-tanda jeda," jelasnya.

Investor secara luas memperkirakan The Fed akan mengumumkan penurunan suku bunga sebesar seperempat poin setelah penurunan 50 bps pada September 2024.

Adapun, komoditas lain mulai dari minyak dan gas hingga logam dan biji-bijian turun seiring penguatan dolar. Perak di pasar spot turun 4,4% menjadi US$31,24 per ounce. Platinum turun 0,8% menjadi US$991,60 dan paladium turun 3,4% menjadi US$1.039,43. Ketiga logam tersebut mencapai level terendah dalam tiga pekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper