Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kongsi Garibaldi ‘Boy’ Thohir & TP Rachmat PT Essa Industries Indonesia Tbk. (ESSA) mencatatkan kenaikan laba yang signifikan pada kuartal ketiga 2024, kendati harga amoniak terkoreksi cukup lebar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan per 21 Oktober 2024, ESSA mencatatkan laba bersih yang dapat diatribukan kepada pemilik entitas induk sebesar US$33,56 juta atau sekitar Rp520,43 miliar (asumsi kurs Rp15.505 per dolar AS).
Torehan laba itu melesat tajam 243,69% dari posisi yang dicatatkan ESSA pada periode yang sama tahun sebelumnya di level US$9,76 juta.
Laba yang tumbuh signifikan itu didorong oleh torehan pendapatan sebesar US$230,11 juta, relatif terkoreksi tipis dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya di level US$232,63 juta.
Pendapatan ESSA itu sebagian besar berasal dari kontrak penjualan amoniak ke Genesis Corporation dengan nilai mencapai US$199,53, relatif terkoreksi tipis 1,3% dari pencatatan penjualan periode yang sama tahun sebelumnya di angka US$199,31 juta.
Sementara itu, penjualan LPG kepada PT Pertamina Patra Niaga sampai triwulan ketiga 2024 mencapai US$30,88 juta, relatif naik tipis dari periode tahun sebelumnya di level US$30,44 juta.
Baca Juga
Corporate Secretary ESSA Shinta D.U. Siringoringo mengatakan perusahaan mampu mencatatkan EBITDA sebesar US$97 juta atau naik 47% secara tahunan, kendati pendapatan cenderung terkoreksi 1% pada triwulan ketiga 2024.
Apalagi, kata Shinta, terjadi penurunan harga amoniak sebesar 9% secara tahunan ke level US$345 per ton pada triwulan ketiga 2024. Kendati menurut dia, harga amonia sepanjang tahun ini telah mengalami penguatan.
“Namun peningkatan volume produksi dan pengendalian biaya yang baik berhasil mendorong peningkatan EBITDA,” kata Shinta lewat keterangan resmi, Selasa (22/10/2024).
Adapun, ESSA mencatat beban pokok pendapatan relatif turun signifikan ke level US$148,74 juta atau lebih rendah 19,27% dari posisi tahun sebelumnya di level US$184,26 juta.
Alhasil laba kotor tercatat sebesar US$81,36 juta atau setara Rp1,26 triliun. Laba kotor tersebut naik 68,21% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$48,37 juta.
Sampai paruh pertama 2024, ESSA mencatatkan total liabilitas tercatat sebesar US$161,82 juta dengan rincian liabilitas jangka pendek sebesar US$107,82 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$53,99 juta.
Adapun total ekuitas tercatat sebesar US$533,83 juta naik tipis dibandingkan dengan periode akhir 2023 yang tercatat sebesar US$497,74 miliar. Sementara itu total aset ESSA tercatat sebesar US$695,65 juta.
Shinta mengatakan pemeliharaan pabrik amoniak selama hampir dua pekan pada kuartal kedua 2024 belakangan berhasil mendorong produktivitas dan efisiensi dengan optimal.
Di sisi lain, dia memproyeksikan harga amoniak pada kuartal ke-4 tahun ini bakal berada di level yang lebih baik nantinya. Selain itu, dia menambahkan, harga LPG bakal tetap berada di atas hara periode terendah musiman yang disebabkan oleh perpanjangan pemangkasan produksi minyak secara sukarela oleh negara-negara anggota OPEC+.
“Dengan adanya seasonal winter demand, harga LPG kuartal ke-4 2024 juga diproyeksikan akan lebih tinggi apabila dibandingkan dengan harga pada kuartal ke-3 2024,” tuturnya.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.