Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Merosot ke Level Rp15.686 per Dolar AS

Kompak dengan mata uang Asia lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.686,5 pada Senin (7/10/2024).
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.686,5 pada perdagangan hari ini, Senin (7/10/2024). Rupiah melemah bersama beberapa mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 1,3% ke Rp15.686,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,03% ke 102,46.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang naik 0,34%, dolar Singapura naik 0,13%, dolar Taiwan turun 0,41%, won Korea Selatan naik 0,34%, dan peso Filipina turun 0,90%.

Kemudian rupee India stagnan, yuan China melemah 0,11%, ringgit Malaysia turun 1,27%, dan baht Thailand turun 0,37% di hadapan dolar AS.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan sentimen global datang dari laporan data pekerjaan yang sangat kuat untuk bulan September menyebabkan para trader memangkas taruhan bahwa Federal Reserve akan melakukan pemotongan suku bunga 50 basis poin lebih lanjut. 

Non-farm payrolls AS meningkat sebesar 254.000 bulan lalu, melampaui 140.000 pekerjaan baru yang diantisipasi oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Tingkat pengangguran juga secara tak terduga turun, menjadi 4,1% dari 4,2% pada Agustus.

Data ekonomi yang membaik dan komentar yang lebih agresif dari Ketua Fed Jerome Powell pada hari Senin, ketika dia menolak ekspektasi pemotongan suku bunga yang besar dan berkelanjutan, menyebabkan para pedagang mengurangi taruhan pada pengurangan 50 basis poin pada pertemuan Fed berikutnya pada 6-7 November 2024.

Peluang tersebut benar-benar hilang setelah data Jumat. Para traders sekarang memperkirakan tidak ada peluang pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin, turun dari sekitar 31% sebelumnya pada Jumat dan 53% seminggu yang lalu, menurut FedWatch Tool milik CME Group. 

Pengurangan sebesar 25 basis poin dianggap hampir pasti, dengan para pedagang juga melihat peluang kecil bahwa the Fed akan membiarkan suku bunga tidak berubah.

Selain itu, sentimen juga datang dari Timur Tengah, dengan roket Hizbullah yang menghantam kota terbesar ketiga di Israel, Haifa.  Laporan juga mengatakan Israel sedang mempertimbangkan untuk menyerang fasilitas produksi minyak Iran. 

Hal tersebut merupakan langkah yang dapat mengganggu pasokan minyak dan menandai eskalasi drastis dalam konflik tersebut.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) membukukan posisi cadangan devisa (cadev) pada akhir September 2024 senilai US$149,9 miliar, turun tipis usai bulan lalu mencatatkan rekor tertinggi sejak Desember 2023.  

Posisi tersebut tercatat lebih rendah dari cadangan devisa akhir Agustus 2024 yang senilai US$150,2 miliar. Posisi tersebut realtif stabil dan turun tipis karena kewajiban pemerintah dalam pembayaran utang. 

Perkembangan cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Sementara itu, posisi cadangan devisa pada akhir September 2024 setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.  

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal.  

Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif, dan berpotensi ditutup melemah pada rentang Rp15.670-Rp15.780 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper