Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menanti Kabinet Prabowo, Pasar Saham Rawan Profit Taking

Investor disarankan mengamankan beberapa keuntungan setelah terjadi reli di pasar saham Indonesia baru-baru ini.
Annisa Kurniasari Saumi, Fahmi Ahmad Burhan, M. Nurhadi Pratomo
Kamis, 26 September 2024 | 06:13
Pekerja beraktivitas di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (25/9/2024)./JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pekerja beraktivitas di dekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (25/9/2024)./JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan ini terus konsolidasi setelah menyentuh all time high (ATH) pada Kamis pekan lalu menembus level 7.900. Konsolidasi itu tak terlepas dari volatilitas saham big caps yang dibayangi aksi profit taking karena sudah naik cukup tinggi. 

Pada perdagangan kemarin, Rabu (25/9/2024), IHSG ditutup melemah 0,48% ke level 7.740,9. IHSG merosot 1,13% dalam sepekan, tetapi masih terapresiasi 6,44% secara year-to-date. 

Pelemahan IHSG pada perdagangan kemarin terimbas oleh penurunan signifikan saham-saham big caps. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) turun 3,62%, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) -3,03%, disusul PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) merosot 3,46%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) -3,45%, dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) terkoreksi 2,4%. Lima saham itu merupakan top laggards IHSG pada perdagangan kemarin. 

Adapun sepekan terakhir, saham BREN sudah anjlok 34,97%, disusul BBCA -0,47%, dan AMMN turun 1,93%.

Koreksi harga saham big caps itu dinilai sebagai aksi profit taking setelah menyentuh rekor tertinggi. Saham BBCA, misalnya, mengukir ATH di level Rp10.950 pada penutupan perdagangan 23 September 2024. Selain itu, saham AMRT sentuh rekor penutupan tertinggi Rp3.300 pada 24 September 2024 dan saham BMRI ukir ATH di level Rp7.450 pada 23 September 2024. 

Hal itu sejalan dengan pernyataan perbankan investasi asal Amerika Serikat (AS), J.P. Morgan yang menyarankan agar investor mengamankan beberapa keuntungan setelah terjadi reli di pasar saham Indonesia baru-baru ini.

Selanjutnya, JP Morgan merekomendasikan agar investor lebih banyak fokus kepada saham-saham berkualitas karena faktor risiko politik dapat memicu volatilitas pasar.

“Pengumuman kabinet baru setelah inagurasi Presiden terpilih Prabowo Subianto pada 20 Oktober 2024 dan pemilu di AS pada November 2024 kemungkinan akan menciptakan downside risk,” tulis Analis J.P. Morgan Henry Wibowo dalam laporan dikutip dari Bloomberg, dikutip Kamis (25/9/2024).

Kendati demikian, JP Morgan masih memiliki pandangan positif untuk prospek pasar saham Indonesia dalam jangka panjang. Mereka merekomendasikan untuk lebih fokus kepada nama-nama emiten berkualitas dengan revisi laba bersih positif.

“Kami meyakini pemerintahan yang baru akan memiliki fokus lebih besar untuk meningkatkan sumber daya manusia dan kesejahteraan sosial,” jelasnya.

Adapun, JP Morgan mengurangi jumlah saham pilihan atau stock picks dari sebelumnya 10 menjadi 5. Emiten yang masuk daftar tersebut yakni BBCA, UNTR, MAPI, GOTO, dan CTRA.

Terpisah, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Martha Christina mengatakan jelang pelantikan Presiden RI terpilih, pasar akan mencermati sejumlah sentimen. 

"Pasar mungkin akan mencerna nama-nama menteri, gosip-gosipnya seperti apa," katanya setelah acara Konferensi Pers Peluncuran RDN bersama Bank DBS Indonesia dan Mirae Asset pada Selasa (24/9/2024).

Menavigasi Volatilitas Pasar Saham

Pada saat kondisi jelang pelantikan, menurutnya IHSG akan sedikit lebih volatile mencermati nama-nama menteri dalam kabinet Prabowo. Namun, setelah nama keluar, pasar menurutnya akan lebih tenang.

Dia memproyeksikan investor asing pun akan menilai positif pasar saham Indonesia jelang pelantikan Presiden RI terpilih. Sebab, transisi pemerintahan sudah disiapkan.

Sebelumnya, Associate Director Pilarmas Investindo Maximilianus Nicodemus mengatakan stabilitas politik dalam negeri akan menjadi pendorong IHSG pada Oktober 2024. Adapun, di antara penentu stabilitas politik adalah momen pelantikan Presiden RI terpilih serta pemilihan jajaran kabinet.

"Ini [stabilitas politik] yang akan mendorong pasar mengalami kenaikkan kembali," kata Nico kepada Bisnis pada Jumat (20/9/2024).

Menurutnya, IHSG berpotensi naik dengan tingkat probabilitas 55% jelang pelantikan Presiden RI terpilih hingga akhir tahun ini. 

"Kami melihat IHSG hingga akhir tahun dapat bermain di level 7.920 – 8.080," tutur Nico.

Adapun, seiring dengan momentum pelantikan Presiden RI terpilih pada 20 Oktober 2024 nanti, sejumlah sektor yang diproyeksikan merasakan sengatan paling besar di antaranya sektor keuangan, consumer non-cyclical, properti, teknologi, otomotif, hingga ritel.

Menanti Kabinet Prabowo, Pasar Saham Rawan Profit Taking

Dari dalam negeri, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menyampaikan pasar mengantisipasi realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal III/2024 pada pekan pertama Oktober 2024. 

Selanjutnya, pasar mengantisipasi kinerja keuangan kuartal III/2024 dari emiten di BEI, serta pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran pada 20 Oktober 2024. 

"Hal-hal tersebut dapat menjadi key factors terhadap potensi bullish continuation pada IHSG pada Oktober 2024," tambahnya. 

Terpisah, Head of Equity Research and Strategy Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menuturkan penurunan suku bunga The Fed membuka ruang pemangkasan suku bunga acuan BI lebih lanjut, sehingga IHSG berpeluang mencapai level 8.000 hingga akhir tahun.

“Melihat pelonggaran kebijakan moneter dan fiskal, penguatan nilai tukar rupiah, disertai dengan masih menariknya valuasi pasar saham, kami melihat peluang yang lebih tinggi bagi IHSG untuk mencapai skenario bull-case kami di 8.000 pada akhir tahun ini,” ucapnya.

Menurutnya, sektor yang cukup sensitif terhadap penurunan suku bunga dan penguatan nilai tukar rupiah, seperti keuangan, consumer staples, properti, serta saham-saham berkapitalisasi kecil dan menengah tetap menjadi pilihan Mandiri Sekuritas.

Senada, Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati juga memperkirakan IHSG diproyeksikan mampu menembus level 8.000 pada akhir tahun ini.

“Ada beberapa faktor yang mendukung, salah satunya adalah tren penurunan suku bunga acuan The Fed,” jelasnya.

Penurunan suku bunga The Fed, yang diperkirakan mendekati 100% kemungkinan terjadi minggu ini, diyakini akan diikuti oleh Bank Indonesia, yang turut menurunkan suku bunganya. Hal ini memberikan dorongan positif terhadap saham-saham sektor perbankan, properti, dan otomotif.

“Penurunan suku bunga acuan akan berdampak positif pada sektor perbankan, properti, dan otomotif. Dengan suku bunga yang lebih rendah, kredit pemilikan rumah [KPR] dan kredit kendaraan akan lebih terjangkau, meningkatkan permintaan,” paparnya.

Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah akibat penurunan suku bunga acuan juga akan memberikan sentimen positif bagi sektor kesehatan.

Stabilitas politik juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi pergerakan IHSG. Menurut Ike, momen-momen politik seperti pelantikan Presiden RI terpilih pada bulan depan dan pemilihan kepala daerah turut berperan dalam menjaga stabilitas pasar.

"Target bullish IHSG adalah level 8.000, tetapi faktor politik masih harus diwaspadai meskipun sejauh ini stabil," ujarnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper