Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten milik Raam Punjabi, PT Tripar Multivision Plus Tbk. (RAAM) melonjak 9,43% ke level Rp580 per lembar selepas PT MNC Digital Entertainment Tbk. (MSIN) mengakuisisi saham perseroan kemarin.
Sampai penutupan perdagangan kemarin, RAAM berhasil menghimpun transaksi dengan nilai mencapai Rp36,31 miliar yang melibatkan 61,93 juta lembar saham di tengah rampungnya private placement.
Saat itu, saham RAAM diperdagangkan di level harga rata-rata Rp586,29 per lembar sebanyak 7.271 kali. Saat ini, kapitalisasi pasar RAAM tembus Rp3,59 triliun.
Seperti diketahui, Hary Tanoe, lewat PT MNC Digital Entertainment Tbk. (MSIN), baru saja menyelesaikan akuisisi 619,42 juta saham RAAM, atau setara 9,09% dari modal yang disetor penuh di RAAM, melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).
MSIN membeli saham RAAM pada harga Rp500 per sahamnya, dengan dana hingga Rp309,71 miliar.
“Akuisisi RAAM oleh MSIN merupakan pencapaian penting dalam upaya kami untuk memperluas operasi kami di sektor media dan hiburan Indonesia,” kata Hary Tanoe lewat keterbukaan informasi, Jumat (13/9/2024).
Baca Juga
Hary Tanoe mengatakan perusahaannya bakal bekerjasama dengan RAAM untuk meningkatkan produksi konten, efisiensi biaya, shared expertise, ekspansi monetisasi platform hingga inisiatif kolaboratif lainnya.
Mengapa Hary Tanoe Mengakuisisi Emiten Raam Punjabi
RAAM mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 8 Mei 2023 lalu. Saat itu, harga initial public offering (IPO) dipatok Rp234 per lembar.
Perseroan berdiri sebagai salah satu kontributor utama dalam lanskap hiburan Indonesia untuk layar lebar hingga serial web.
RAAM beberapa tahun terakhir berhasil menyumbangkan 10 judul film masuk ke dalam jajaran Box Office Indonesia. Beberapa judul seperti Di Ambang Kematian, Kuntilanak, Sang Pencerah berhasil menghimpun jutaan tiket di Bioskop.
Di luar usaha sinematiknya, RAAM juga menciptakan serial web yang menarik dan konten drama untuk FTA TV, dengan memproduksi lebih dari 15.000 jam serial telivisi dan lebih dari 650 film.
Selain memproduksi dan menditribusikan konten, RAAM juga memiliki lisensi bioskop untuk beroperasi di 13 lokasi di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Memasuki 2024, RAAM merangkum pendapatan Rp64,09 miliar pada kuartal I/2024 atau melesat 104% dari tahun sebelumnya Rp31,4 miliar. Perolehan ini membuat perseroan meraup laba bersih Rp4,8 miliar, dari sebelumnya rugi Rp10,8 miliar.
Pada 2023, perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 24% year-on-year (YoY) menjadi Rp399,27 miliar, didorong segmen film yang naik 133% secara tahunan. Sementara laba bersih mencapai Rp102,98 miliar, tumbuh 18% YoY.
Corporate Secretary RAAM Sugiri menuturkan sejak melantai, perseroan juga mencatatkan perkembangan operasional dan pertumbuhan performa keuangan yang positif.
“Kontribusi signifikan tersebut muncul dari film ‘Di Ambang Kematian’ dengan jumlah penonton kedua terbanyak pada 2023 yakni 3,3 juta penonton. RAAM juga membuka 3 bioskop di semenjak IPO sehingga perseroan memiliki 12 bioskop hingga akhir 2023,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (10/5/2024).
Sugiri mengatakan kinerja awal tahun itu didorong oleh segmen film yang tumbuh 178% YoY dikarenakan film ‘Kereta Berdarah’ yang tembus satu juta penonton.
“Segmen bioskop juga tumbuh signifikan, sebesar 75% dikarenakan bertambahnya jumlah bioskop. Hingga akhir kuartal-I 2024, RAAM sudah memiliki 13 bioskop,” tuturnya.
Menurut Sugiri, peningkatan segmen bioskop menandakan penggunaan dana IPO telah terealisasikan dengan baik. Sampai dengan akhir 2023, RAAM memiliki sekitar Rp60 miliar dari dana IPO yang belum direalisasikan.
Oleh sebab itu, perseroan memiliki target untuk menambah dua bioskop sepanjang tahun ini sehingga total kepemilikan akan berjumlah 15 bioskop hingga akhir 2024.
RAAM juga terus mengembangkan bisnis di industri perfilman dan media ini. Perseroan baru- baru ini melebarkan sayap dengan ditayangkannya film “Di Ambang Kematian” di Rusia dan “Kereta Berdarah” di acara Far East Film Festival 26, Italia.
-------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.