Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Tenaga Rupiah saat Suku Bunga Acuan Longgar

Pergerakan rupiah kian menguat seiring dengan ekspektasi tinggi akan penurunan suku bunga acuan. Bagaimana ramalan nasib rupiah pada akhir tahun ini?
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Selasa (5/9/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan rupiah kian menguat seiring dengan ekspektasi tinggi akan penurunan suku bunga acuan. Bagaimana ramalan nasib rupiah pada akhir tahun ini?

Rupiah sempat ambrol ke level Rp16.000 per dolar AS pada April 2024. Namun, kini rupiah telah mengalami pemulihan pesat. 

Pada perdagangan hari ini, Selasa (10/9/2024), rupiah ditutup menguat 0,01% ke posisi Rp15.455 per dolar AS. Rupiah menguat 5% pada Agustus 2024 atau hanya melemah 0,4% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) 2024.

Chief Economist of BCA Group David Sumual mengatakan penggerak utama penguatan rupiah memang terkait ekspektasi The Fed yang akan mukai melonggarkan kebijakan moneternya pada bulan ini. Kebijakan tersebut kemudian akan diikuti oleh Bank Indonesia (BI).

Ke depan menurutnya rupiah masih berpotensi menguat.

"Jika soft landing yang terjadi, penurunan suku bunga terjadi bertahap, mata uang emerging market termasuk rupiah akan cukup stabil menguat," kata David kepada Bisnis pada Selasa (10/9/2024).

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan saat bank sentral menurunkan suku bunga, rupiah mengalami penguatan signifikan di bawah Rp15.400 per dolar AS. Rupiah bisa menguji resistance di level Rp14.700 per dolar AS apabila mengalami penguatan.

Di tengah penguatan rupiah, menurutnya, dolar AS mengalami pelemahan dengan katalis spekulasi data ekonomi di AS yang mengalami penurunan serta perang dagang mata uang dengan yuan China.

"Dolar kembali melemah dan berdampak positif ke mata uang rupiah. Sementara itu, rupiah menguat signifikan dibarengi data ekonomi dalam negeri cukup bagus," ujarnya.

Menurutnya, saat penurunan suku bunga acuan The Fed yang diikuti oleh Bank Indonesia, rupiah memang akan cenderung menguat. Namun, rupiah masih akan berpotensi melemah karena faktor geopolitik di Timur Tengah yang membawa dolar AS mengalami penguatan. 

Fixed Incomed Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno pun memproyeksikan rupiah akan terus menguat didorong oleh sejumlah faktor. Dia mengatakan penguatan rupiah didukung oleh fundamental ekonomi Indonesia yang solid. 

Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan rupiah akan bertahan di sekitar level saat ini, dengan perkiraan akhir tahun sebesar Rp15.415 per dolar AS. Rupiah kemudian akan melanjutkan penguatan pada tahun depan dengan apresiasi jangka panjang ditarget Rp15.015 per dolar AS pada akhir 2025. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper