Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) atau WIKA Beton mengincar dana segar Rp250 miliar dari penjualan aset yang ditargetkan selesai pada 2026.
Direktur Utama WIKA Beton Kuntjara mengatakan bahwa rencana program penjualan atau divestasi aset tidak produktif itu mencakup sejumlah aset tanah, terutama dari pembayaran piutang macet para pelanggan perseroan.
“Dari 2024, target kami 2026 sudah terjual semua. Nilainya mungkin sekitar Rp250 miliar, termasuk beberapa aset tanah,” ujarnya dalam Pubex Live 2024, Kamis (29/8/2024).
Selain aset tanah, WIKA Beton juga berencana melego aset-aset lain yang sudah tidak dapat dimanfaatkan seperti pracetak (precast) lama hingga properti. Langkah divestasi ini diharapkan dapat memperkuat arus kas perusahaan ke depan.
Secara kinerja, Sekretaris Perusahaan WIKA Beton Dedi Indra menyampaikan perseroan telah meraih omzet kontrak baru Rp3,7 triliun hingga Juli 2024. Raihan ini didominasi oleh sektor infrastruktur dengan porsi 77,19%, sektor industri 9,44%, dan kelistrikan 6,45%.
Berdasarkan segmentasi kepemilikan, capaian nilai kontrak baru WTON didominasi oleh pelanggan swasta sebesar 78,56%, disusul perusahaan BUMN lainnya 18,31%, perusahaan induk WIKA 2,46%, afiliasi WIKA 0,17%, dan pemerintah 0,50%.
Baca Juga
Sejumlah proyek besar yang menopang angka tersebut di antaranya adalah Trackwork MRT Jakarta CP205, Trackwork LRT Jakarta Fase 1B, Tol Japek II Selatan Paket 2A, NCICD DKI Jakarta Lokasi 1 Paket 1, dan Jalan Tol Serang Panimbang Seksi III.
Selain itu, terdapat proyek Bendungan Karangnongko, Pancang Data Center Bromo TDI Kabil Batam, Microsoft Data Center JKT09 Main Building, FRC IK Karawang Pindo Deli 2 Tahap 3, serta pengadaan fasad rusun ASN 3 IKN.
WIKA Beton sepanjang tahun ini menargetkan nilai kontrak baru Rp7,48 triliun. Sejumlah proyek akan dibidik perseroan antara lain, pembangunan jalan tol Ibu Kota Negara (IKN), infrastruktur pabrik swasta, bendungan, gedung perkantoran, hingga LRT dan MRT.
Dedi mengatakan untuk menunjang pencapaian tersebut, perseroan mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp230,17 miliar pada 2024.
___________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.