Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siasat Merdeka Copper (MDKA) Pertebal Cuan Kala Harga Emas Melambung

Merdeka Copper (MDKA) berupaya melakukan optimalisasi penambangan serta efisiensi biaya produksi untuk meningkatkan margin di tengah reli harga emas saat ini.
Aktivitas tambang di Tambang Emas Tujuh Bukit milik MDKA/ Thomas Mola
Aktivitas tambang di Tambang Emas Tujuh Bukit milik MDKA/ Thomas Mola

Bisnis.com, JAKARTA —  Manajemen PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) optimistis kinerja keuangan perseroan pada paruh kedua tahun ini akan lebih moncer seiring makin berkilaunya harga emas global beberapa waktu terakhir.

GM Corporate Communication MDKA Tom Malik mengatakan perseroan tengah berupaya untuk melakukan optimalisasi penambangan serta efisiensi biaya produksi untuk meningkatkan margin di tengah reli harga emas saat ini.

“Kenaikan harga komoditas emas karena berbagai kejadian global tentunya akan berpengaruh positif terhadap kinerja Grup Merdeka,” kata Tom saat dihubungi, Senin (26/8/2024).

Tom menambahkan perseroan tengah mengerjakan sejumlah proyek pengembangan yang bakal berpotensi mengerek nilai serta kinerja perusahaan mendatang.

“Target produksi Tambang Emas Tujuh Bukit masih bagus 100.000 sampai 200.000 ounces, dengan harga emas yang saat ini sudah menembus US$2.500 per ounce dan diprediksi masih akan naik,” tuturnya.

MDKA telah menginvestasikan lebih dari US$185 juta sejak 2018 lalu untuk melanjutkan penambangan konsesi itu di bawah tanah. Dia menargetkan produksi dari area bawah tanah tambang bisa diesekusi pada 2026 mendatang.

Sementara itu, MDKA turut meningkatkan plafon fasilitas pinjaman kepada anak usaha, PT Pani Bersama Jaya (PBJ) dari US$125 juta menjadi hingga US$260 juta untuk pengembangan fase I dari Proyek Emas Pani di Gorontalo, Sulawesi.

Dengan total kandungan sumber daya mineral sebesar 303,1 juta ton ore yang mengandung 6,9 juta ounces emas, Proyek Emas Pani dianggap akan menjadi tambang emas berbiaya rendah dan berumur panjang.

MDKA telah telah menginvestasikan sekitar US$114 juta untuk pelaksanaan definisi sumber daya, uji metalurgi, dan infrastruktur sejak 2022. Perusahaan menargetkan commissioning akan dilakukan pada akhir 2025 dengan produksi emas perdana pada akhir 2025.

“Untuk pengembangan Fase 1 ini Merdeka Copper Gold meningkatkan plafon fasilitas pinjaman kepada PBJ dari US$125 juta menjadi US$260 juta,” kata dia.

Seperti diketahui, tren pergerakan harga emas yang memecahkan rekor baru pada pekan ini menjadi katalis yang mendorong kinerja mayoritas saham emiten yang memiliki lini bisnis pertambangan dan pengolahan emas melaju di zona hijau.

Harga emas digadang-gadang akan terus melanjutkan kenaikan setidaknya hingga pertengahan 2025.

Terakhir, harga emas di pasar spot memecahkan rekor baru dengan menyentuh US$2.522,72 per troy ounce. Rapor itu sejalan dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.

Berdasarkan data Bloomberg, emas spot bertengger di level US$2.512,59 per troy ounce pada perdagangan Jumat (23/8/2024).

Deretan perbankan investasi raksasa dunia memprediksi harga emas akan mampu menyentuh level US$2.700 per troy ounce pada 2025.

“Pergerakan harga emas menuju US$2.700 per troy ounce sekitar pertengahan 2025,” ujar Commodities Strategist UBS Global Wealth Management Wayne Gordon dilansir dari Bloomberg, Rabu (21/8/2024).

Dari lantai bursa pada penutupan perdagangan Senin (26/8), saham MDKA telah melesat 6,47% atau 150 poin ke level Rp2.470 per lembar. Kendati demikian, MDKA masih mencatatkan kontraksi 8,18% sejak awal tahun ini.

Saham MDKA tersebut diperdagangankan sebanyak 70,37 juta lembar dengan nilai transaksi mencapai Rp170,84 miliar, dengan harga rata-rata Rp2.427 per lembar. Saat ini, kapitalisasi pasar dari MDKA mencapai Rp60,45 triliun.

Sebelumnya, emiten terafiliasi Garibaldi 'Boy' Thohir itu berbalik rugi US$15,22 juta atau setara dengan Rp241,72 miliar kuartal I/2024, meski mampu mencatatkan kenaikan pendapatan usaha. 

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2024, MDKA membukukan pendapatan usaha sebesar US$541,05 juta atau setara dengan Rp8,58 triliun (kurs JISDOR Rp15.873 per Dolar AS).

Angka tersebut meroket 152,57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$214,21 juta. 

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper