Bisnis.com, JAKARTA – Berkurangnya partisipasi di Blok Corridor hingga dampak dari divestasi aset di Vietnam menjadi faktor di balik penurunan produksi PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) sepanjang semester I/2024.
Sepanjang Januari – Juni 2024, emiten migas milik Keluarga Panigoro ini tercatat memproduksi minyak dan gas 153.000 barrel of oil equivalent per day (boepd). Jumlah tersebut lebih rendah 5% dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun lalu.
Direktur & Chief Operating Officer MEDC Ronald Gunawan menuturkan salah satu penyebab penurunan itu terkait perpanjangan kontrak Blok Corridor di Sumatra Selatan dari 2023 hingga 2040, yang membuat participating interest (PI) MEDC turun dari 54% menjadi 46%.
“Dengan penurunan itu, otomatis share produksi kami berkurang,” ujarnya dalam Public Expose Live 2024 yang digelar secara daring, Senin (26/8/2024).
Ronald menyampaikan bahwa faktor lain yang menyebabkan penurunan produksi MEDC adalah melemahnya permintaan gas dari Singapura sepanjang tahun ini.
Kondisi tersebut juga dibarengi oleh dampak divestasi aset Blok 12 yang berlokasi di Vietnam. Sebagaimana diketahui, MEDC mendivestasikan seluruh sahamnya di Ophir Vietnam Block 12W B.V. kepada Bitexco Energy Company Limited pada April 2024.
Baca Juga
“Namun demikian, kami mengimbangi penurunan produksi tersebut dengan volume minyak yang lebih tinggi dari akuisisi di Blok 6 di Oman dan juga pengembangan proyek minyak dan gas yang berada di Natuna,” kata Ronald.
Pada akhir tahun lalu, Medco Energi sudah mengakuisisi 20% kepemilikan atas EPSA produksi Blok 60 dan 20% kepemilikan atas EPSA eksplorasi Blok 48. Keduanya berlokasi di darat, tepatnya di bagian barat Oman dekat perbatasan Arab Saudi.
Blok 60 mencakup area seluas 1.485 kilometer persegi dan memproduksi 63 mboepd dari lapangan minyak Bisat dan lapangan gas Abu Butabul. Kontrak EPSA akan berakhir pada 2048.
Sementara itu, Blok 48 yang lokasinya cukup berdekatan, mencakup area seluas 2.995 kilometer persegi dan memiliki potensi minyak dan gas yang diklaim cukup signifikan.
Ronald mengatakan selain akuisisi, perseroan juga terus melakukan pengembangan dengan pertumbuhan secara organik. Salah satu proyek yang tengah dikembangkan MEDC adalah West Belut di Natuna yang akan beroperasi pada akhir 2024.
“Kemudian ada proyek Terubuk yang akan beroperasi pada kuartal I/2025 dan juga Forel [yang menghasilkan] 10.00 barel per hari akan beroperasi akhir tahun ini,” pungkasnya.
Ronald menambahkan MEDC turut melakukan pengembangan koridor di Senoro bagian selatan, Bangkanai, Kalimantan Tengah, serta pengembangan di Oman. Seluruh langkah ini akan menambah cadangan minyak MEDC untuk jangka pendek hingga menengah.
---------------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.