Bisnis.com, JAKARTA – Phintraco Sekuritas menilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang uji target 7.700, dengan adanya pengaruh dari sejumlah kebijakan moneter.
Adapun, IHSG hari ini diproyeksi bergerak pada rentang resistance 7.575, pivot 7.500, support 7.475. Sebelumnya, IHSG mencatat penguatan signifikan dan membentuk rising window pada perdagangan Selasa (20/8/2024).
Secara teknikal, meski Stochastic RSI mengindikasikan kondisi overbought, tetapi penguatan tersebut membuka peluang rally lanjutan.
"Fokus pasar akan tertuju pada hal-hal terkait kebijakan moneter," seperti dikutip dalam laman resmi, Rabu (21/8/2024).
Pengaruh dari eksternal, pasar berharap petunjuk pemangkasan suku bunga acuan dari dua kesempatan, yaitu rilis The Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes dan konferensi pers hasil pelaksanaan Jacson Hole Symposium, keduanya dijadwalkan pada 21 Agustus 2024.
Adapun, sentimen dari dalam negeri, pasar mengantisipasi hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia hari ini.
Baca Juga
Konsensus menunjukan BI akan menahan suku bunga acuan di level 6,25%. Akan tetapi, pasar berharap adanya petunjuk mengenai timeframe pemangkasan suku bunga acuan BI, setidaknya untuk sisa 2024.
Phintraco Sekuritas mengimbau investor untuk mencermati rekomendasi saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), PT XL Axiata Tbk. (EXCL), PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI), PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA), dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) pada perdagangan hari ini.
Sementara itu, dari pasar global, rally penguatan indeks-indeks Wall Street berakhir di Selasa (20/8/2024). Hal ini dapat dianggap sebagai normal correction dari posisi overbought.
Di samping faktor teknikal, koreksi tersebut merefleksikan sikap wait and see terhadap rilis FOMC Minutes dan hasil Jackson Hole Symposium. Pasar berharap adanya petunjuk konkret mengenai peluang pemangkasan suku bunga acuan di September 2024 dan pandangan the Fed terhadap outlook ekonomi AS.
Mayoritas indeks di Eropa juga terkoreksi pada perdagangan Selasa (20/8/2024). Koreksi dipicu oleh kenaikan inflasi di Euro Area sebesar 10 bps mom ke 2.6% yoy di Juli 2024. Realisasi ini memicu keraguan terhadap peluang pemangkasan lanjutan suku bunga acuan oleh European Central Bank (ECB) di sisa 2024.