Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,90% atau 67,15 poin ke level 7.533,98 pada perdagangan Selasa (20/8/2024), atau kembali ditutup pada level all time high (ATH). Saham BBRI, BBNI, hingga ASII ditutup ke zona hijau sore ini.
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 16.00 WIB IHSG berada pada posisi 7.533,98 atau naik 0,90%. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 7.482-7.538.
Tercatat, 362 saham menguat, 195 saham melemah, dan 227 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau naik ke posisi Rp12.790 triliun.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi salah satu saham yang paling aktif diperdagangkan dengan nilai Rp1,5 triliun. Saham BBRI ditutup menguat 2,7% ke level Rp4.950 per saham.
Saham lainnya yang juga menguat sore ini adalah saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) yang naik 1,99% ke level Rp5.475. Lalu, saham ASII juga menguat 1,99% ke level Rp5.125 per saham.
Selain itu, Saham TLKM juga menguat 1,71% ke level Rp2.980 per saham, saham BREN milik Prajogo Pangestu naik 2,45% ke level Rp9.425 per saham, dan saham BMRI menguat 0,70% ke level Rp7.200 per saham pada penutupan perdagangan sore ini.
Baca Juga
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menuturkan indeks IHSG dan bursa regional Asia menguat hari ini, mengikuti penguatan bursa Amerika Serikat (AS). Penguatan pasar ekuitas ini seiring sikap pelaku pasar yang menanti konfirmasi dari Gubernur The Fed Jerome Powell pada simposium Jackson Hole bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada September.
Di sisi lain, pasar juga berspekulasi The Fed akan memberikan sinyal terkait pemangkasan suku bunga. Hal ini dilatarbelakangi pernyataan Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa sudah tepat untuk mempertimbangkan pemotongan suku bunga pada bulan September karena meningkatnya risiko pasar tenaga kerja.
Presiden Fed San Francisco Mary Daly dan Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee juga menyampaikan sentimen yang sama dalam pernyataan terpisah, yang mengisyaratkan langkah yang akan segera dilakukan bulan depan.
Sementara itu, dari dalam negeri pasar menanti arah kebijakan moneter Bank Indonesia yang menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20-21 Agustus 2024 terkait dengan suku bunga acuannya.
Meskipun BI mempunyai ruang pemangkasan suku bunga acuan, tetapi pasar tampaknya memiliki pandangan bahwa BI tetap memperhatikan variabel kondisi ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi, serta ketegangan geopolitik yang belum mereda, sehingga diprediksi BI masih mempertahankan suku bunganya, secara konsensus pasar tetap di 6,25%.
"Tentunya sebagai upaya untuk menstabilkan nilai rupiah dan menarik aliran masuk modal asing," ujar Pilarmas Sekuritas.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.