Bisnis.com, JAKARTA — Reli indeks harga saham gabungan (IHSG) berlanjut hingga penutupan sesi I perdagangan hari ini, Selasa (20/8/2024). Di tengah menghijaunya pasar saham, JP Morgan memilih 10 saham unggulan (top picks) untuk dicermati investor.
Pada jeda siang, IHSG parkir di level 7.517,02 atau naik 50,19 poin atau 0,67%. Sepanjang tahun berjalan 2024, indeks komposit menguat 3,56%.
Dalam riset terbaru, Tim Analis JP Morgan Sekuritas yang dipimpin oleh Henry Wibowo menyoroti faktor potensi pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia dan The Fed sebagai katalis positif untuk pasar saham.
“Kami meyakini Indonesia akan menjadi negara emerging market yang diuntungkan oleh aksi pemangkasan suku bunga The Fed,” tulisnya dalam riset, dikutip Selasa (20/8/2024).
JP Morgan memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada September 2024 dan kembali memangkas 50 bps pada November tahun ini.
Sementara itu, Bank Indonesia diproyeksi menempuh aksi pelonggaran moneter dengan ekspektasi penurunan BI Rate sebesar 50 bps antara September—Desember 2024 dan 50 bps pada semester I/2025.
Baca Juga
JP Morgan juga menyoroti faktor aliran modal asing yang kembali masuk ke pasar Indonesia sekitar US$600 juta sejak Juni—medio Agustus 2024. Kondisi itu berbalik dari posisi net foreign outflow sekitar US$1,7 miliar sepanjang April-Mei tahun ini.
“Kami tetap menerapkan pendekatan portofolio yang seombang tetapi melakukan perubahan terhadap saham pilihan karena mempertimbangkan faktor suku bunga dan saham yang masih tertinggal [laggard play].”
JP Morgan menambah saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) dalam jajaran saham unggulan. Dua saham itu menggantikan posisi PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) yang telah outperfom sebagai saham defensif.
Alhasil, daftar terbaru 10 saham top picks JP Morgan mencakup BBCA, BMRI, BBRI, UNTR, ISAT, GOTO, ARTO, MAPI, CTRA, dan PWON.
Henry menambahkan JP Morgan cenderung memilih sektor perbankan dan properti di tengah ruang pemangkasan suku bunga acuan. Sektor itu dinilai lebih menarik dibandingkan dengan sektor otomotif yang dibayangi oleh mengetatnya kompetisi di pasar kendaraan roda empat.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.