Bisnis.com, JAKARTA — PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat emiten keuangan dan perbankan banyak menebar dividen secara royal pada 2024. Posisi kedua sektor penebar dividen terbesar adalah sektor energi.
Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat mengatakan dilihat dari sektor usahanya, emiten keuangan dan perbankan menjadi sektor yang paling besar nilai distribusi dividennya pada 2024. Tercatat, nilai distribusi dividen emiten keuangan perbankan hingga 9 Agustus 2024 mencapai Rp58,24 triliun, meningkat dibandingkan periode 2023 secara penuh sebesar Rp50,57 triliun.
"Artinya sektor keuangan membagikan dividen lebih besar pada tahun ini. Setengah tahunnya saja bisa melebihi keseluruhan 2023," ujar Samsul dalam konferensi pers 47 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia pada Senin (12/8/2024).
Sementara itu, sektor kedua yang banyak mendistribusikan dividen adalah sektor energi. Tercatat, sektor energi menebar dividen Rp30,86 triliun hingga 9 Agustus 2024.
Namun, kinerja nilai distribusi dividen sektor energi pada 2024 lebih kecil, dibandingkan nilai tebaran dividen secara keseluruhan 2023 Rp56,2 triliun.
Sektor lainnya yang menebar dividen pada 2024 adalah sektor industri multisektor Rp7,83 triliun, serta sektor telekomunikasi Rp7,36 triliun.
Baca Juga
Di sektor perbankan, deretan bank memang tercatat royal menebar dividen. Bahkan, rasio tebaran dividennya meningkat pada tahun ini.
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) misalnya menebar dividen dengan rasio 68,47% dari laba bersih untuk tahun buku 2023 juga mencatatkan peningkatan. Pada tahun sebelumnya rasio tebaran dividen BCA mencapai 62,12%.
Lalu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) mencatatkan peningkatan rasio tebaran dividennya dari 40% untuk tahun buku 2022, menjadi 50% pada tahun buku 2023.
Vice President Infovesta Wawan Hendrayana mengatakan secara umum, terbaran dividen emiten perbankan itu masih menarik bagi investor. "Sektor perbankan juga masih merupakan bisnis yang prospek dan fundamentalnya terjaga," katanya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.