Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PGN (PGAS) Raih Kontrak Kargo Gas Alam Cair dari PT Donggi-Senoro LNG

PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN menandatangani kontrak payung pembelian gas alam cair (LNG) dari PT Donggi-Senoro LNG (DSLNG).
Ilustrasi infrastruktur pipa gas PGN/Dok. PGN
Ilustrasi infrastruktur pipa gas PGN/Dok. PGN

Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN menandatangani kontrak payung pembelian gas alam cair (LNG) dari PT Donggi-Senoro LNG (DSLNG) lewat Master LNG Sale and Purchase Agreement (MSPA).

Selain itu, PGN turut mengamankan pembelian satu kargo LNG untuk pengiriman September 2024 lewat kesepakatan confirmation memorandum (CM).

Lewat keterbukaan informasi, Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman menuturkan kesepakatan dengan PT Donggi-Senoro LNG itu diraih pada 8 Agustus 2024 lalu.

“Pada saat pelaporan, kontrak antara PGN dengan DSLNG akan menambah pasokan gas hasil regasifikasi LNG untuk area Jawa Barat, Sumatera Selatan dan Tengah,” kata Fajriyah seperti dikutip Senin (12/8/2024).

Adapun kontrak kargo itu memiliki volume 135.000 meter kubik atau sekitar 5% dari toleransi operasional setara dengan 3,1 million british thermal unit (MMBtu).

Fajriyah menambahkan MSPA akan berakhir pada 31 Desember 2029. Adapun, MSPA itu dapat diperpanjang atau diakhiri lebih awal sesuai dengan kesepakatan kedua pihak.

“MSPA dapat diperpanjang atau diakhiri lebih awal sesuai dengan kesepakatan kedua pihak,” tulisnya.

Sebelumnya, PGN memperkirakan kebutuhan LNG sampai 2027 mencapai sekitar 7 kargo hingga 8 kargo.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari mengatakan, pasokan gas pipa dari sejumlah lapangan mengalami defisit pada tahun ini.

Menurut Rosa, susutnya pasokan gas pipa sampai 2027 bakal makin lebar diperkirakan mencapai 200 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).

“Kebutuhan yang akan kita penuhi dari LNG mungkin sampai di 2027 bisa 7 kargo sampai dengan 8 kargo,” kata Rosa saat ditemui selepas panel diskusi IPA Convex ke-48, ICE BSD City, Rabu (15/5/2024).

Ihwal harga kontrak, dia menuturkan, perseroannya menawarkan harga sesuai dengan ketentuan pasar. Kendati demikian, dia memastikan harga LNG itu bakal kompetitif dibandingkan dengan harga energi fosil lainnya.

Seperti diketahui, PGN membukukan kenaikan laba bersih menjadi sebesar US$121,13 juta atau setara Rp1,92 triliun (kurs jisdor Rp15.873 per dolar AS) di kuartal I/2024.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, PGAS membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$121,13 juta.

Laba tersebut naik 40,79% dibandingkan dengan kuartal I/2023 yang tercatat sebesar US$86,03 juta.

Laba yang meningkat tersebut sejalan dengan pendapatan yang naik menjadi sebesar US$949,33 juta atau setara dengan Rp15,06 triliun sepanjang kuartal I/2024. Pendapatan itu naik 1,66% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$933,74 juta.

Pendapatan tersebut ditopang oleh penjualan terhadap pihak ketiga sebesar US$630,52 juta sementara dengan pihak berelasi tercatat sebesar US$318,80 juta.

Meski pendapatan naik, beban pokok justru turun menjadi sebesar US$737,55 juta atau setara dengan Rp11,70 triliun. Beban ini turun 2,55% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$756,90 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper