Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Deretan Saham Pemberat IHSG Hari Ini, Ada BREN hingga TPIA

Sejumlah saham, mulai dari BREN hingga TPIA menjadi pemberat IHSG yang melemah 3,40% pada perdagangan hari ini.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah saham big cap menjadi pemberat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang menutup perdagangan awal pekan ini, Senin (5/8/2024), dengan penurunan 3,40% menuju level 7.059,65. 

Melansir terminal Bloomberg, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) menjadi pemberat indeks komposit lewat penurunan harga saham 8,14% ke level Rp7.900 per lembar. Penurunan itu berkontribusi 26,56 poin terhadap bobot indeks. 

Saham pemberat berikutnya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang terkoreksi 3,82% menuju posisi Rp4.530 dan membebani IHSG sebesar 25,98 poin. Penurunan ini juga menjadi yang terbesar dalam satu hari ini penuh sejak 26 April 2024. 

Selanjutnya, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) yang terpantau membebani indeks komposit sebesar 25,80 poin. Pada perdagangan hari ini, emiten yang terafiliasi dengan Prajogo Pangestu ini melorot 6,93% menuju level Rp9.400 per saham. 

Pada penutupan hari ini, IHSG mengalami koreksi sebesar 248,46 poin atau 3,40% menjadi 7.059,65. Sebanyak 62 saham meningkat, lalu 592 saham menurun, dan 134 saham stagnan. Total kapitalisasi pasar mencapai Rp11.998,86 triliun. 

Di sisi lain, bursa Asia lain juga terjungkal. Indeks Nikkei, misalnya, mencatatkan penurunan 12,40%, indeks Hang Seng terkoreksi 1,46%, dan indeks Strait Times turun 4,07%.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, M. Adityo Nugroho menjelaskan bahwa penurunan IHSG dan pasar global lain disebabkan oleh beberapa faktor utama. 

Pertama, kata Adityo, melemahnya data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS). Menurutnya pelemahan itu menimbulkan kekhawatiran terjadinya resesi di AS, sebelum bank sentral Federal Reserve atau The Fed mulai memangkas tingkat suku bunga. 

“Kedua, kenaikan bursa AS beberapa waktu lalu lebih didominasi oleh saham-saham teknologi, yang merupakan growth stocks. Dengan memudarnya potensi pertumbuhan, membuat valuasi premium saham teknologi menjadi tidak terjustifikasi,” ujarnya, Senin (5/8/2024).

Adityo menambahkan bahwa faktor ketiga adalah pemangkasan suku bunga Bank of Japan (BoJ) dan adanya intervensi terhadap nilai tukar yen Jepang telah membuat mata uang ini menguat.

Padahal, lanjutnya, penguatan Nikkei beberapa waktu lalu yang sempat menyentuh level 42.000 didorong oleh melemahnya nilai tukar yen. Hal ini akibat yen cukup disukai oleh perusahaan-perusahaan trading dan manufaktur yang berorientasi ekspor.

“Sehingga, berbalik menguatnya yen berpotensi juga meredupkan kinerja perusahaan-perusahaan tersebut,” pungkas Adityo. 

Daftar saham pemberat kala IHSG terjungkal:

Nomor

Emiten

Harga

Penurunan

Bobot

1

BREN

7.900

8,14%

26,56

2

BBRI

4.530

3,82%

25,98

3

TPIA

9.400

6,93%

25,80

4

BBCA

9.875

3,19%

21,25

5

BMRI

6.575

3,31%

20,06

6

ADRO

3.090

6,93%

7,10

7

TLKM

2.790

2,11%

6,86

8

ASII

4.560

2,77%

5,73

9

BBNI

4.960

2,75%

4,98

10

MDKA

2.190

6,81%

4,82

---------------------------

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper