Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BlackRock Perbesar Kepemilikan Saham GOTO

Investor raksasa BlackRock getol memborong saham GOTO dalam sebulan terakhir.
CEO GOTO Group, Patrick Walujo dalam acara peluncuran aplikasi Gopay di Jakarta, Rabu (26/7/2023) - Youtube Gopay.
CEO GOTO Group, Patrick Walujo dalam acara peluncuran aplikasi Gopay di Jakarta, Rabu (26/7/2023) - Youtube Gopay.

Bisnis.com, JAKARTA — BlackRock Inc. telah memperbesar kepemilikan di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) pada Juli 2024.

Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip Jumat (2/8/2024), BlackRock baru mengempit 25,75 miliar saham GOTO pada akhir Juni 2024. Jumlah yang dipegang kemudian bertambah menjadi 25,95 miliar per akhir Juli 2024.

Dalam catatan Bisnis, BlackRock sempat ikut memborong saham GOTO kala pergerakan bangkit dari level gocap pada Senin (22/7/2024). Perusahaan manajemen aset terbesar di dunia itu tercatat membeli 69,51 juta lembar.

Harga saham GOTO parkir di Rp53 pada akhir perdagangan Kamis (1/8/2024). Posisi itu mencerminkan koreksi 39,08% year-to-date (ytd) 2024.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik sebelumnya menjelaskan saham GOTO tidak akan masuk ke FCA meskipun harga saham rata-rata tiga bulan berada di bawah Rp51. Hal ini karena likuiditas saham GOTO masih berada di atas rata-rata, yaitu Rp5 juta per hari. 

"Walaupun lebih dari tiga bulan harga rata-ratanya Rp50, tetapi masih ada likuiditas, tidak masuk FCA," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/7/2024).

Dia melanjutkan hal ini merupakan hasil dari review PPK FCA yang dilakukan BEI. Sebelum review ini, BEI hanya melihat harga. Akan tetapi, dalam proses review, BEI kembali ke tujuan awal untuk memperhatikan investor bermodal kecil.

"Dalam proses review kami kembali kali ke tujuan kami, investor kecil itu diperhatikan atau tidak. Memperhatikan investor kecil itu dalam bentuk likuiditas dan membagikan dividen," jelasnya.

Jeffrey pun mempersilakan investor untuk melakukan strategi mengeruk untung dengan membeli saham GOTO di bawah Rp50 di pasar negosiasi, dan dijual pada harga Rp50 per saham jika hal tersebut bisa dilakukan berulang-ulang.

Direktur Utama GoTo Gojek Tokopedia Patrick Walujo sebelumnya buka suara menanggapi harga saham GOTO yang turun hingga level Rp50 per saham beberapa waktu yang lalu. 

Patrick menuturkan perseroan dan dirinya secara pribadi merasa kecewa dengan kinerja harga saham GOTO. Patrick merasa investasi GoTo Gojek Tokopedia mencerminkan kinerja kuat dan meyakini bisnis tersebut akan terus berkinerja baik. 

"Kami menekankan secara internal bahwa fokus utama kami adalah memastikan kami terus menjalankan tugas dengan baik," ujarnya.

Catatan Kinerja Keuangan GOTO Semester I/2024

GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) mencatatkan penyusutan rugi bersih menjadi Rp2,8 triliun di semester I/2024. Bersama dengan penurunan rugi tersebut, biaya dan beban GOTO juga susut hingga 27,15% di enam bulan pertama 2024.

Berdasarkan laporan keuangannya, GOTO mencatatkan biaya dan beban senilai Rp9,46 triliun di semester I/2024. Biaya dan beban ini turun 27,15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp12,99 triliun.

Rincian beban tersebut adalah beban pokok pendapatan senilai Rp3,7 triliun, beban umum dan administrasi sebesar Rp2,47 triliun, beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp1,4 triliun. Beban penjualan dan pemasaran ini menjadi salah satu beban yang turun paling tinggi, yaitu sebesar 56,08% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,29 triliun.

Kemudian, beban pengembangan produk sebesar Rp851,7 miliar, beban operasional dan pendukung senilai Rp502,4 miliar, serta beban penyusutan dan amortisasi sebesar Rp486,6 miliar.

Sementara itu, dalam keterangan resminya GOTO menjelaskan beban kas rutin tetap GOTO menurun 5% YoY menjadi Rp1,3 triliun, dengan biaya korporasi rutin yang dilaporkan turun 44% mencapai Rp201 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

GOTO juga terus mencatatkan kas dan posisi keuangan yang kuat. Pada 30 Juni 2024, GOTO memiliki Rp22,0 triliun atau setara US$1,34 miliar kas, setara kas, dan deposito jangka pendek.

Direktur Keuangan Grup GOTO Jacky Lo menjelaskan pada kuartal II/2024, GOTO mencatatkan akselerasi pertumbuhan yang pesat dengan GTV inti grup mencapai Rp63,2 triliun, tumbuh 54% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara pendapatan bruto Grup meningkat 39% YoY.

Sejak awal tahun, jumlah pelanggan Gojek Plus tumbuh dua kali lipat, dan di saat yang sama adopsi aplikasi GoPay dan produk pinjaman GOTO juga terus meluas. Hal tersebut, disertai dengan langkah strategis menyasar mass market, mendorong peningkatan jumlah pengguna bertransaksi bulanan (monthly transacting user) Group GOTO sebesar 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya pada kuartal II/2024.

"Pertumbuhan ini tercapai, seiring pengurangan beban usaha dan perbaikan EBITDA yang disesuaikan yang dilaporkan secara year-on-year untuk delapan kuartal secara berturut-turut. Dengan situasi tersebut, kami meyakini bahwa GOTO berada pada jalur yang tepat untuk terus tumbuh sekaligus terus berkomitmen mencapai target profitabilitas," ujarnya.

Untuk panduan kinerja di tahun ini, GOTO berharap dapat meningkatkan pertumbuhan pada basis demografi pengguna yang lebih luas pada unit bisnis On-Demand Services dan Financial Technology secara lebih efisien ke seluruh pasar Indonesia, dengan memanfaatkan ekosistemnya yang unik yang menjangkau seluruh tingkat belanja dari konsumen.

Sehubungan dengan rencana dan investasi yang akan dilakukan GOTO dalam mendukung pertumbuhannya, khususnya pada bisnis Financial Technology yang bertumbuh dengan cepat, GOTO menetapkan pedoman kinerja EBITDA Grup yang disesuaikan impas (break even) untuk keseluruhan tahun buku 2024.

Menurut manajemen, pedoman tersebut didasarkan pada kondisi pasar saat ini dan mencerminkan perkiraan awal GOTO, yang semuanya tergantung pada ketidakpastian dan risiko. Hal ini termasuk meningkatnya kompetisi pasar, yang diperkirakan akan terus berlanjut di kuartal mendatang, tingkat inflasi, serta faktor eksternal lainnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper