Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Arah Saham Grup Salim ICBP, LSIP hingga SIMP Usai Rilis Kinerja Keuangan

Analis melihat terdapat beberapa tantangan dan prospek bagi emiten Grup Salim seperti INDF, ICBP, LSIP, hingga SIMP hingga akhir tahun 2024.
Analis melihat terdapat beberapa tantangan dan prospek bagi emiten Grup Salim seperti INDF, ICBP, LSIP, hingga SIMP hingga akhir tahun 2024.
Analis melihat terdapat beberapa tantangan dan prospek bagi emiten Grup Salim seperti INDF, ICBP, LSIP, hingga SIMP hingga akhir tahun 2024.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten-emiten Grup Salim seperti INDF, ICBP, LSIP hingga SIMP telah melaporkan kinerjanya hingga semester I/2024. Lalu, bagaimana prospek dari emiten-emiten tersebut?

Sebagaimana diketahui, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan  PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) melaporkan penurunan laba bersih di semester I/2024. Sementara itu, duo emiten sawit Grup Salim PT PP London Sumatra Tbk. (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP) mencatatkan peningkatan laba bersih.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan penurunan kinerja dari INDF dan ICBP telah tercermin dari kinerja laporan kuartal I/2024.

Nafan melihat penurunan laba kinerja tersebut disebabkan salah satunya oleh faktor kenaikan bahan baku akibat dari supply chain disruption secara global.

"Di sisi lain juga berkaitan dengan penguatan dolar AS, yang pada waktu itu yang membuat beban impor bahan-bahan baku juga meningkat," kata Nafan, Kamis (1/8/2024).

Di sisi lain, perlambatan kinerja ICBP dan INDF menurut Nafan juga masih berkaitan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi global, sehingga mempengaruhi permintaan. Di sisi lain, permintaan domestik juga menurutnya masih relatif stagnan yang dibuktikan dengan deflasi.

Lebih lanjut, Nafan melihat peluang perbaikan bagi INDF dan ICBP datang dari penurunan suku bunga. Dia melihat hal tersebut dapay mempengaruhi perbaikan dari sisi kinerja, maupun perbaikan permintaan secara keseluruhan.

Sementara itu, melihat kinerja baik LSIP dan SIMP, Nafan melihat hasil kinerja tersebut dipengaruhi oleh kenaikan harga CPO. Selain itu, lanjutnya, permintaan harga minyak goreng juga masih relatif stabil sejauh ini.

"Kalau harga CPO naik, kemudian mungkin saja ada gangguan cuaca La Nina misalnya, itu juga terus mempengaruhi keterbatasan suplai CPO sehingga memicu kenaikan harga CPO," ujar Nafan.

Adapun Nafan memberikan rekomendasi buy untuk ICBP, dengan target harga Rp11.600-Rp12.550 per saham. Support untuk ICBP menurutnya berada pada Rp10.950-Rp10.650 per saham.

Nafan juga memberikan rekomendasi accumulative buy untuk INDF dengan target harga pada level Rp6.375-Rp6.500. Support terdekat untuk saham INDF adalah Rp6.050 per saham.

Sebagai informasi, produsen Indomie ICBP membukukan penjualan bersih secara konsolidasi sebesar Rp36,96 triliun pada semester I/2024. Jumlah tersebut meningkat sebesar 7% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni Rp34,48 triliun.

Kendati demikian, ICBP membukukan laba bersih Rp3,53 triliun pada semester I/2024. Pencapaian itu turun dari Rp5,72 triliun periode yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, Indofood Sukses Makmur membukukan penjualan bersih Rp57,30 triliun pada semester I/2024. Realisasi tersebut naik 2% secara tahunan dari Rp56,09 triliun per akhir Juni 2023.

Sama seperti ICBP, INDF membukukan penurunan laba bersih menjadi Rp3,85 triliun pada semester I/2024. Rapor itu turun dari Rp5,56 triliun periode Januari 2023 hingga Juni 2023.

Di sisi lain, emiten CPO Grup Salim LSIP atau Lonsum membukukan penjualan sebesar Rp1,8 triliun, turun 4% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Akan tetapi, laba bersih LSIP meningkat hingga 259% year on year menjadi Rp598 miliar dari Rp166,5 miliar.

Sama halnya dengan LSIP, produsen Minyak Goreng Bimoli SIMP mencatatkan penurunan penjualan 7% menjadi Rp7,05 triliun di semester I/2024. Kendati demikian, laba bersih SIMP naik hingga 312% menjadi Rp529 miliar pada enam bulan pertama 2024.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper