Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Outlook Ekonomi China Suram, Harga Minyak Mentah Anjlok

Harga minyak mentah melemah menyusul proyeksi turunnya permintaan dari China akibat pertumbuhan ekonomi yang melemah.
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah melemah mendekati level terendah dalam tujuh minggu karena prospek permintaan yang tidak stabil, terutama di China sebagai importir terbesar. 

Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (30/7/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September 2024 melemah 0,45% menjadi US$75,47 per barel pada pukul 08.51 WIB. 

Sementara itu, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman September 2024 juga melemah 0,35% menjadi US$79,50 per barel.

Harga minyak mentah WTI telah diperdagangkan berada di sekitar US$76 per barel. Kemudian minyak mentah Brent diperdagangkan di bawah US$80 per barel setelah menurun lebih dari 3% dalam dua sesi sebelumnya. 

Bank-bank termasuk Citigroup Inc., telah menurunkan perkiraan pertumbuhan mereka untuk ekonomi terbesar di Asia. Sementara itu, harga ekspor fisik minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang menuju Asia juga menunjukan pelemahan. 

Harga minyak mentah sepanjang tahun ini tetap sedikit naik, dibantu oleh pemangkasan pasokan OPEC+ dan ekspektasi biaya pinjaman yang lebih rendah di Negeri Paman Sam. 

Keputusan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed) juga akan diumumkan pada Rabu waktu setempat (31/7) dan OPEC+ akan mengadakan pertemuan pemantauan sehari setelahnya. 

Analis pasar berbeda pendapat mengenai apakah OPEC+ tersebut akan melakukan peningkatan produksi yang dijadwalkan pada kuartal berikutnya. 

Pedagang diketahui akan mencermati laporan industri mengenai stok AS pada Selasa waktu setempat (30/7) untuk melihat apakah penurunan selama empat minggu ini akan berlanjut. 

Di wilayah negara lainnya, oposisi Venezuela menuturkan bahwa mereka memiliki bukti kecurangan pemilu. Kandidat opsisi Edmundo González memenangkan pemilihan pada Minggu (28/7), menggantikan petahana Nicolás Maduro.

Kemudian, di Timur Tengah, AS dan kekuatan dunia lainnya berupaya mencegah konflik antara Israel dan Hizbullah meningkat menjadi perang besar-besaran, terutama setelah serangan roket yang menewaskan belasan pemuda di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper