Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pelayaran PT Soechi Lines Tbk. (SOCI) mengumumkan pendirian anak usaha baru yakni Glory Shippig Maritime Pte. Ltd yang berkedudukan di Singapura pada Selasa (16/7/2024).
Sekretaris Perusahaan Soechi Lines Paula Marlina mengungkapkan Glory Shippig Maritime (GSM) akan bergerak di bidang pelayaran dan penyewaan kapal, dimana komposisi kepemilikan saham SOCI pada GSM adalah sebanyak 100%.
"Pendirian perusahaan tersebut telah disetujui oleh badan otoritas Singapuran melalui Accounting and Corporate Regulatory Authority (ACRA) dengan nomor 202428937R tertanggal 16 Juli 2024," kata Paula dalam keterbukaan informasi, Rabu (17/7/2024).
Paula menambahkan, tujuan dari pembentukan anak usaha baru tersebut adalah untuk mendukung kegiatan usaha perseroan dalam skala global.
"Dengan dibentuknya entitas perseroan baru diharapkan dapat meningkatkan dan membantu kegiatan operasional perseroan," tambahnya.
Adapun, aksi tersebut tidak berdampak signifikan terhadap kondisi keuangan perseroan. Lebih dari itu, dengan adanya pembentukan anak usaha baru tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap laporan keuangan konsolidasi SOCI.
Baca Juga
Sebelumnya, PT Soechi Lines Tbk. (SOCI) mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi US$169,96 juta atau setara dengan Rp2,62 triliun sepanjang 2023 (kurs jisdor Rp15.439).
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, SOCI mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 17,96% menjadi US$169,96 juta dibandingkan dengan perolehan 2022 yang tercatat sebesar US$144,08 juta.
Pendapatan SOCI ditopang oleh pendapatan dari pihak ketiga, dengan rincian charter sebesar US$121,36 juta, spot sebesar US$35,35 juta dan galangan sebesar US$13,23 juta dengan jumlah total sebesar US$169,95 juta. Sementara pendapatan dari pihak ketiga sebesar US$9.868.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok juga ikut terkerek menjadi US$131,35 juta atau setara dengan Rp2,02 triliun. Beban tersebut naik 27,18% dibandingkan dengan posisi 2022 yang tercatat sebesar US$103,27 juta.
Laba kotor tercatat sebesar US$38,61 juta atau setara dengan Rp596,11 miliar lebih rendah dibandingkan dengan laba kotor 2022 sebesar US$40,80 juta. Adapun beban keuangan, rugi selisih kurs, serta beban lainnya mengalami penurunan masing-masing tercatat sebesar US$15,41 juta dan US$910.307.
Setelah diakumulasikan dengan beban dan pendapatan lain-lain, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk justru naik menjadi US$8,92 juta atau setara dengan Rp137,76 miliar. Laba ini naik 37,90% dibandingkan dengan 2022 sebesar US$6,47 juta.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.