Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat pada sesi I perdagangan hari ini, Jumat (12/7/2024) sejalan dengan penguatan saham BBRI, BBNI, hingga AMMN.
Berdasarkan data RTI Business, IHSG sesi I hari ini menguat 0,48% atau 34,94 poin ke level 7.335,35. Adapun, IHSG bergerak di rentang 7.307 hingga 7.354 sepanjang sesi.
Tercatat ada sebanyak 285 saham menguat, 227 saham melemah, dan 269 saham bergerak di tempat pada akhir perdagangan hari ini. Kapitalisasi pasar terpantau menjadi Rp12.503 triliun.
Dari jajaran saham big caps, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) menguat 3,70% ke posisi Rp5.050 oer saham. Disusul saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang naik 2,48% ke level Rp4.960 per saham.
Selanjutnya, saham PT Astra International Tbk. (ASII) juga menguat 0,89% ke level Rp4.550. Diikuti PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) milik Grup Panigoro-Salim yang naik 0,21% ke posisi Rp11.675.
Adapun dari jajaran top gainers dipimpin oleh PT Bank Victoria International Tbk. (BVIC) yang naik 12% ke posisi Rp84 per saham. Sementara itu saham terboncos alias top losers dihuni oleh PT Indo American Seafoods Tbk. (ISEA) yang ambles 24,79% ke posisi Rp352 per saham.
Baca Juga
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan IHSG hari ini Jumat (12/7/2024) diprediksi bergerak mixed dalam range 7.250-7.350. Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini, dari dalam negeri, IHSG mengalami apresiasi menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat.
"Pergerakan IHSG juga sejalan dengan menguatnya Bursa Asia. Indeks dollar AS terkoreksi sehingga memberikan sentimen positif bagi menguatnya mata uang di berbagai negara termasuk Indonesia," ujar Ratih dalam riset.
Dari mancanegara, Wall Street bergerak bervariasi, namun indeks Nasdaq terkoreksi cukup dalam. Penurunan tersebut akibat dari aksi profit taking saham Nvidia yang turun hingga 5,5%.
Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) melaporkan data inflasi yang lebih landai pada Juni 2024. Tingkat inflasi tahunan AS Juni 2024 turun ke level 3% dari posisi bulan sebelumnya sebesar 3,3%, sekaligus berada di bawah ekspektasi konsensus 3,1%.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.