Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik ke atas posisi 7.300 berkat saham BBRI, BBNI, dan BBTN pada perdagangan akhir pekan Jumat (12/7/2024).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeks komposit dibuka di posisi 7.300,54 dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di level 7.300,40.
Selama 5 menit perdagangan, indeks parkir di level 7.349 atau naik 0,70%. Sepanjang perdagangan IHSG telah bergerak di rentang 7.328 hingga 7.354. Adapun sebanyak 211 saham naik, 199 saham turun dan 200 saham stagnan dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp12.548 triliun.
Sejumlah bank besar menjadi penopang indeks pagi ini. PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) naik 3,09% ke posisi Rp1.335 per saham.
Kemudian saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) yang naik 2,20% ke posisi Rp4.950 per saham disusul saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) yang naik 1,95% ke posisi Rp6.252 per saham.
Selanjutnya saham PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) naik 2,25% ke posisi Rp3.260 per saham menyusul PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) sebesar 1,85% ke level Rp4.950. Saham lain yang ikut menopang indeks adalah SMGR, EXCL, AMMN, PGEO, ANTM hingga ASII.
Baca Juga
Tim Analis Phintraco Sekuritas menyebutkan adanya potensi minor reversal IHSG pada perdagangan hari ini. IHSG kembali membentuk pola yang mengindikasikan potensi konsolidasi atau pullback.
Artinya, dalam sepekan terakhir, penguatan IHSG mulai terbatas. Kondisi ini diperkuat penyempitan positive slope pada MACD. Dengan demikian, tetap waspadai potensi minor reversal di hari ini sampai dengan pekan depan.
IHSG mungkin masih terpengaruh euforia peluang pemangkasan the Fed Rate hingga 84.6% (CME FedWatch Tools) di September 2024. Kondisi ini berpotensi memicu penguatan lanjutan pada nilai tukar Rupiah di akhir pekan ini.
Dari regional, pasar menantikan rilis data Neraca Perdagangan Tiongkok yang diperkirakan tumbuh menjadi US$85 miliar di Juni 2024 dari US$82.62 miliar di Mei 2024.
Selain itu, nilai ekspor Tiongkok diperkirakan naik menjadi 8% YoY di Juni 2024 dan nilai impor Tiongkok diperkirakan naik menjadi 2.8% YoY di Juni 2024. Data-data tersebut berpotensi meningkatkan kepercayaan pasar terhadap pemulihan ekonomi Tiongkok.