Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap Mencecap Gurih Dividen Emiten Grup Salim INDF & ICBP

Agenda pembagian dividen duo emiten Grup Salim INDF dan ICBP akan segera memasuki periode cum dividen pada pekan kedua Juli 2024.
Pengusaha Anthony Salim. Bisnis
Pengusaha Anthony Salim. Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Rangkaian pembagian dividen duo emiten Grup Salim PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) akan segera memasuki periode cum dividen pada pekan kedua Juli 2024.

Indofood Sukses Makmur telah memutuskan pembagian dividen Rp2,34 triliun untuk kinerja tahun buku 2023. Dengan demikian, para pemegang saham INDF yang berhak akan mendapatkan jatah Rp267 per lembar.

Rangkaian pembagian dividen Indofood akan memasuki periode cum dividen pada Senin (8/7/2024). Selanjutnya, pembayaran jatuh pada 26 Juli 2024.

Kemudian, periode cum dividen Indofood CBP Sukses Makmur juga jatuh pada Senin (8/7/2024). Namun, pembayaran akan dilakukan pada 25 Juli 2024.

Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), Indofood CBP Sukses Makmur akan melakukan pembagian dividen total senilai Rp2,33 triliun atau setara dengan Rp200 per lembar.

Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan bahwa sejauh ini ICBP memiliki imbal hasil dividen sebesar 1,94%, sementara INDF mencatatkan dividend yield sebesar 4,54%.

Yield dividen adalah tingkat keuntungan yang muncul akibat investasi di saham suatu perusahaan. Rasio ini biasanya didapat dengan membagi modal pembelian per lembar suatu saham dengan besaran dividen per saham yang diperoleh investor dari saham yang sama.

Menurut Nico, pembagian dividen muncul sebagai pemanis kala kedua emiten milik Anthoni Salim ini dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi dan pelemahan daya beli konsumen.

“Saat situasi dan kondisi yang penuh dengan ketidakpastian, dividen menjadi sesuatu pemanis untuk bisa mendorong pelaku pasar dan investor untuk bisa kembali masuk ke dalam saham ICBP dan INDF,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (1/7/2024).

Nico menyatakan, meski saham keduanya sedang mengalami koreksi, INDF dan ICBP masih menjadi saham dengan prospek positif baik secara jangka pendek maupun panjang. Hal ini disebabkan saham keduanya cenderung defensif terhadap volatilitas.

Di sisi lain, INDF dan ICBP diuntungkan oleh ketergantungan konsumen terhadap produk yang ditawarkan perusahaan. Oleh karena itu, ketahanan dua emiten ini teruji, meski daya beli dan konsumsi cenderung terbatas akibat kenaikan tingkat suku bunga.

“Meskipun memiliki volatilitas rendah, kami percaya bahwa fundamental INDF dan ICBP masih akan mengalami kenaikan hingga akhir tahun dengan target harga untuk saham INDF Rp7.600 dan ICBP Rp13.100,” ujarnya.

Anthoni Salim Panen Cuan Dividen

Konglomerat Anthoni Salim selaku pemilik perusahaan juga berpeluang meraup keuntungan lebih besar. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Anthoni mengempit 1,32 juta saham INDF atau setara 0,02%. 

Dengan kepemilikan itu, Anthoni berpotensi menerima dividen sebesar Rp355,04 juta. Namun, potensi dividen yang diterimanya dari INDF tidak berhenti di sana. 

Anthoni Salim juga berpeluang menerima kucuran dividen dari perusahaan yang dikendalikannya, yakni First Pacific Investment Management Ltd. Hingga saat ini, First Pacific memiliki 4,39 miliar saham INDF atau setara dengan 50,07%. 

Oleh karena itu, dividen yang bakal diterima dari perusahaan yang bermarkas di Hong Kong tersebut diperkirakan meningkat dari sebelumnya Rp1,12 triliun menjadi Rp1,17 triliun.

Sepanjang 2023, INDF membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp8,14 triliun. Capaian ini tumbuh 28,12% dibandingkan laba 2022, yakni Rp6,35 triliun.

Kenaikan laba bersih INDF terjadi di tengah pertumbuhan penjualan yang moderat. Pada tahun lalu, penjualan neto perseroan mencapai Rp111,7 triliun atau naik 0,79% secara tahunan.

Kinerja tersebut dikontribusikan oleh penjualan kepada pihak ketiga yang mencapai Rp103,33 triliun, naik 1,54% year-on-year (YoY). Di sisi lain, penjualan kepada pihak berelasi mengalami koreksi 7,62% YoY menjadi Rp8,36 triliun pada 2023.

Anthoni Salim selaku Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood mengatakan perseroan kembali menunjukkan ketangguhannya dengan meraih kinerja keuangan secara solid pada 2023. Meskipun dihadapkan pada kondisi ekonomi global penuh tantangan.

“Memasuki tahun 2024 ini, kami tetap optimis namun senantiasa berhati-hati dalam menghadapi kondisi ketidakpastian global dan terus berupaya untuk meraih pertumbuhan yang berkelanjutan, serta menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas,” ujarnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper