Bisnis.com, JAKARTA — Konglomerat Anthoni Salim angkat bicara soal kinerja keuangan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) pada kuartal I/2024.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip Rabu (1/5/2024), ICBP membukukan kenaikan penjualan 4,07% year-on-year (yoy) menjadi Rp19,9 triliun pada kuartal I/2024.
Kontributor utama penjualan ICBP sepanjang Januari 2024 hingga Maret 2024 yakni produk mie instan dengan kontribusi Rp14,67 triliun.
Selanjutnya, segmen bisnis lainnya seperti produk olahan susu dan turunannya atau dairy sebesar Rp2,76 triliun, makanan ringan Rp1,16 triliun, penyedap makanan sebesar Rp1,3 triliun, nutrisi dan makanan khusus senilai Rp335,18 miliar, dan minuman senilai Rp426,16 miliar.
Sejalan dengan kenaikan top line, beban pokok penjualan ICBP naik 1,14% yoy menjadi Rp12,3 triliun per akhir Maret 2024 dari sebelumnya Rp12,18 triliun periode yang sama tahun lalu. Meski meningkat, ICBP masih membukukan peningkatan laba bruto 9,20% menjadi sebesar Rp7,6 triliun, dari sebelumnya Rp6,96 triliun.
Dari situ, ICBP mencetak laba bersih sebesar Rp2,35 triliun pada kuartal I/2024. Realisasi ini turun hingga 40,52% secara tahunan dibandingkan dengan Rp3,95 triliun periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP Anthoni Salim mengatakan di tengah tantangan global yang masih berlanjut, ICBP mengawali tahun 2024 dengan kinerja yang baik.
"Kami akan terus melakukan evaluasi dan menyesuaikan strategi serta langkah-langkah kami dalam menghadapi dinamika kondisi pasar global, guna mempertahankan daya saing dan mendorong pertumbuhan organik baik di pasar dalam maupun luar negeri,” ujarnya dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (1/5/2024).
Lebih lanjut, ICBP mencatatkan peningkatan laba usaha 23% menjadi Rp4,92 triliun, dari Rp3,99 triliun dan marjin laba usaha membaik menjadi 24,7% dibandingkan dengan 20,9% di kuartal I/2023.
Core profit yang mencerminkan kinerja operasional ICBP juga naik 13% menjadi Rp3,24 triliun, dari Rp2,87 triliun pada kuartal I/2023.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.