Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Anthoni Salim Jaga Kinerja ICBP dan INDF Tetap Moncer 2024

Bos INDF dan ICBP Anthoni Salim bertekad menjaga pertumbuhan kinerja pada 2024 dengan menyeimbangkan antara pangsa pasar dan profitabilitas.
Bos INDF dan ICBP Anthoni Salim bertekad menjaga pertumbuhan kinerja pada 2024 dengan menyeimbangkan antara pangsa pasar dan profitabilitas./Bisnis-Dedi Gunawan
Bos INDF dan ICBP Anthoni Salim bertekad menjaga pertumbuhan kinerja pada 2024 dengan menyeimbangkan antara pangsa pasar dan profitabilitas./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konsumer Grup Salim, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) kompak membukukan peningkatan laba bersih sepanjang 2023. Memasuki 2024, Bos Indofood Anthoni Salim bertekad menjaga pertumbuhan kinerja dengan menyeimbangkan antara pangsa pasar dan profitabilitas.

Sepanjang 2023, INDF mengantongi laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp8,14 triliun. Pencapaian itu meningkat 28,12% year-on-year (YoY) dari Rp6,35 triliun pada 2022.

Lonjakan profit yang lebih tinggi dicapai oleh ICBP. Produsen Indomie itu membukukan lompatan laba bersih 52,39% YoY dari Rp4,58 triliun menjadi Rp6,99 triliun pada 2023.

Kenaikan laba bersih diraih INDF saat penjualan neto perseroan hanya naik tipis 0,79% secara tahunan menjadi Rp111,7 triliun. Jumlah itu bersumber dari penjualan produk konsumen bermerek Rp68,59 triliun, Bogasari Rp30,41 triliun, agribisnis Rp15,97 triliun, distribusi Rp6,95 triliun, dan dikurangi eliminasi Rp10,23 triliun.

Sementara itu, penjualan ICBP tumbuh 4,8% YoY menjadi Rp67,9 triliun. Termasuk, penjualan neto mi instan kepada pelanggan eksternal senilai Rp49,22 triliun. Indofood mencatatkan laba usaha yang relatif stabil di kisaran Rp19,66 triliun dengan margin laba usaha yang diklaim sehat sebesar 17,6%.

Manajemen perseroan menyebutkan apabila tidak memperhitungkan akun non-recurring dan selisih kurs, laba inti INDF yang mencerminkan kinerja operasional meningkat 8% menjadi Rp9,78 triliun dari Rp9,06 triliun.

Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim mengatakan perusahaan mampu meraih kinerja keuangan yang solid pada 2023 kendati dihadapkan pada kondisi keuangan global yang penuh dengan perubahan dan tantangan.

“Memasuki 2024, kami tetap optimistis, tetapi senantiasa berhati-hati dalam menghadapi kondisi ketidakpastian global dan terus berupaya untuk meraih pertumbuhan yang berkelanjutan, serta menjaga keseimbangan antara pangsa pasar dan profitabilitas,” papar Anthoni dikutip Rabu (27/3/2024).

Terkait dengan kinerja ICBP, Anthoni menilai ICBP berhasil menyesuaikan diri di tengah dinamika pasar akibat tantangan global dan melemahnya daya beli masyarakat berpenghasilan rendah. Meski dibayangi tantangan itu, lanjutnya, ICBP mampu mencetak pertumbuhan penjualan dan profitabilitas.

Anthoni optimistis prospek ekonomi Indonesia yang tetap tangguh mendukung rencana ICBP untuk terus menyeimbangkan pertumbuhan penjualan dan profitabilitas dan tetap mempertahankan neraca keuangan yang kuat.

“Selain itu, kami akan mencermati perkembangan kondisi makro secara global agar dapat menyesuaikan strategi kami dengan perkembangan yang terjadi,” tambahnya.

Sejalan dengan itu, konsensus analis yang terdiri dari sejumlah sekuritas menaruh kepercayaan penuh terhadap PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP).

Berdasarkan data konsensus Bloomberg, Selasa (26/3/2024), total 35 analis yang mengulas saham ICBP seluruhnya menyematkan rekomendasi beli. Target saham berada di level Rp13.711,9 dalam 12 bulan ke depan dengan potensi imbal hasil atau return 22,4% dari harga terkini.

Sementara itu, sebanyak 24 dari 27 analis yang mengulas saham INDF memberikan rekomendasi beli dan sisanya tahan. Para analis memperkirakan target saham terbaik INDF berada pada level Rp8.829, dengan potensi return sebesar 36,9% dari harga Rp6.450.

Di sisi lain, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Abyan Habib Yuntoharjo, dalam risetnya, memandang depresiasi nilai tukar rupiah menjadi tantangan tersendiri bagi perseroan. Hal itu pun berpeluang mempengaruhi kinerja keuangan ICBP.

Kendati demikian, Mirae Asset kembali mengulangi rekomendasi beli untuk saham ICBP dengan target harga bertengger di level Rp13.000 per lembar. Rekomendasi tersebut mempertimbangkan pertumbuhan pendapatan dan profitabilitas perseroan.

Pada perdagangan kemarin, Selasa (26/3/2024), saham ICBP ditutup melemah 3,12% ke level Rp10.850 per lembar. Banderol ini mencerminkan peningkatan sebesar 2,60% sepanjang tahun berjalan atau year-to-date (YtD), tetapi melemah 6,06% dalam sebulan terakhir.

Senada, saham INDF juga ditutup melemah 1,16% atau 75 poin ke posisi Rp6.375 per saham. Harga tersesebut mencerminkan pelemahan 1,16% secara ytd. Adapun dalam satu bulan terakhir, saham INDF telah terkoreksi 5,20%.

Strategi Anthoni Salim Jaga Kinerja ICBP dan INDF Tetap Moncer 2024

Lead Investment Analyst Stockbit Edi Chandren menyebut, rilis kinerja 2023 berpotensi memberikan sentimen negatif terhadap saham INDF dan ICBP.

“Sebab, nilai penurunan investasinya signifikan dan dapat muncul kekhawatiran mengenai masih adanya potensi penurunan nilai investasi pada 2024,” ujar Edi dalam riset terbaru.

Dia menuturkan bahwa pada kuartal IV/2023, laba bersih INDF tercatat mencapai Rp1,06 triliun atau terkoreksi 30% secara kuartalan (quarter-on-quarter/QoQ) dan melemah 38% YoY.

Adapun perolehan ini ditekan oleh pencatatan kerugian nilai investasi pada entitas asosiasi sebesar Rp2,43 triliun. Hasil ini utamanya disebabkan oleh penurunan nilai wajar Dufil Prima Foods Plc. (DPFP), entitas asosiasi yang beroperasi di Nigeria, senilai Rp1,81 triliun.

“Kami menduga bahwa penurunan nilai wajar DPFP terkait dengan krisis nilai tukar naira Nigeria yang anjlok 50% terhadap rupiah selama 2023, kata Edi.

Lemahnya laba bersih INDF pada kuartal IV/2023 akhirnya membuat laba bersih kumulatif mencapai Rp8,14 triliun. Capaian ini di bawah ekspektasi karena hanya setara dengan 88% estimasi Stockbit dan 89% estimasi konsensus.

Kendati demikian, kinerja operasional perseroan masih cukup naik. Laba usaha sepanjang tahun lalu mencapai Rp19,7 triliun atau meningkat 5% YoY. Perolehan tersebut juga mencerminkan 104% dari estimasi dari Stockbit dan 102% estimasi konsensus.

Berdasarkan segmennya, Bogasari menjadi penopang pertumbuhan laba usaha INDF lewat pertumbuhan 11% QoQ dan 24% YoY. Selain itu, segmen terbesar yakni consumer branded products (ICBP) meraih kenaikan laba usaha sebesar 5% secara YoY dan QoQ.

“Selama 2023, ICBP tetap menjadi penopang utama kinerja perseroan dengan pertumbuhan laba usaha sebesar 19% YoY, relatif sesuai dengan estimasi kami. Kontribusi laba usaha ICBP bagi INDF mencapai 75,2% selama 2023,” pungkas Edi.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper