Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Sampoerna Agro (SGRO) Manfaatkan Kenaikan Harga CPO

Emiten CPO PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) menyiapkan strategi seiring dengan kenaikan harga referensi CPO di bulan Juli 2024.
Dari kiri: Investor Relations PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) Stefanus Darmagiri, Corporate Secretary SGRO Eris Ariaman, Direktur Utama SGRO Budi Setiawan Halim, dan Direktur SGRO Heri Harjanto usai RUPS dan paparan publik di Jakarta, Senin (27/5/2024). JIBI/Annisa Kurniasari Saumi.
Dari kiri: Investor Relations PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) Stefanus Darmagiri, Corporate Secretary SGRO Eris Ariaman, Direktur Utama SGRO Budi Setiawan Halim, dan Direktur SGRO Heri Harjanto usai RUPS dan paparan publik di Jakarta, Senin (27/5/2024). JIBI/Annisa Kurniasari Saumi.

Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten CPO PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) menyiapkan strategi seiring dengan kenaikan harga referensi CPO di bulan Juli 2024. Sampoerna Agro juga memperkirakan harga CPO masih akan solid hingga akhir tahun 2024.

Investor Relations Sampoerna Agro Stefanus Darmagiri menjelaskan adanya kenaikan harga CPO yang terjadi pada bulan sebelumnya, Juni 2024, telah menyebabkan kenaikan harga referensi CPO untuk bulan Juli ini. 

"Dengan adanya ekspektasi harga CPO yang masih solid akan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja Sampoerna Agro," kata Stefanus dihubungi, Rabu (3/7/2024). 

Stefanus melanjutkan, Sampoerna Agro mengharapkan produksi CPO SGRO akan lebih baik pada semester II/2024 jika dibandingkan dengan semester I/2024. Hal ini mengingat produksi TBS akan mencapai puncak panennya pada semester II/2024.

Meski demikian, lanjutnya, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi Sampoerna Agro hingga semester I/2024 lalu. Kondisi perekonomian dunia yang berfluktuasi dan penuh ketidakpastian menurutnya mempengaruhi permintaan terhadap minyak nabati dunia. Hal tersebut mempengaruhi harga komoditasnya, termasuk harga CPO. 

Selain itu, dampak dari El-Nino atau musim kemarau yang terjadi pada semester kedua tahun 2023 yang lalu, mempengaruhi produksi CPO nasional dan SGRO, khususnya di daerah Sumatera pada semester I/2024 ini. 

"Adapun hal-hal yang kami lakukan untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan terus fokus meningkatkan produktivitas perseroan melalui kegiatan intensifikasi yang telah berjalan pada tahun-tahun sebelumnya," tutur Stefanus. 

Kegiatan tersebut seperti mekanisasi, water management system, peningkatan infrastruktur dan digitalisasi untuk meningkatkan monitoring, efektivitas produksi dan efisiensi kerja di kebun, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja operasional SGRO.

Sampoerna Agro juga memperkirakan harga CPO masih berada di level yang cukup baik pada tahun 2024 ini, yang ditopang oleh perlambatan pertumbuhan produksi minyak nabati, seperti minyak bunga matahari, minyak rapeseed dan minyak kelapa sawit. 

Selain itu, lanjut Stefanus, adanya implementasi secara penuh program B35 pada tahun 2024 menurutnya dapat meningkatkan permintaan domestik CPO, serta kondisi geopolitik yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga minyak bumi.

Adapun untuk tahun ini, SGRO memperkirakan produksi CPO perseroan diperkirakan akan dapat tumbuh sampai dengan 5% secara tahunan atau year in year (yoy) untuk tahun 2024.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, dikutip Senin (1/7/2024) harga referensi produk CPO untuk bulan ini ditetapkan sebesar US$800,75/ton. Nilai ini lebih tinggi 2,82% atau US$21,93/ton dari periode Juni 2024 yang tercatat sebesar US$778,82/ton. 

Penetapan harga referensi itu memperhitungkan rata-rata harga minyak sawit mentah di tiga bursa CPO utama yakni Indonesia, Malaysia, dan pasar lelang CPO di Rotterdam. 

Tercatat sepanjang 25 Mei—24 Juni 2024 harga rata-rata CPO di Indonesia sebesar US$761,56/ton,  lalu di bursa CPO Malaysia sebesar US$839,93/ton, dan harga rata-rata di pasar lelang CPO Rotterdam senilai US$957,77/ton.

Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun DataIndonesia.id, jika dilihat dalam rentang waktu 1 tahun terakhir dari Juli 2023 hingga Juli 2024, rata-rata harga referensi CPO di Indonesia tercatat sebesar US$793,03/ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper