Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mentah Menguat usai Rilis Data Ekonomi China

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 menguat 0,40% atau 0,33 poin ke level US$81,87 per barel pada pukul 11.26 WIB.
Ilustrasi harga minyak mentah. Dok Bloomberg
Ilustrasi harga minyak mentah. Dok Bloomberg

Bisnis.comJAKARTA - Harga minyak mentah naik tipis karena para pedagang kini mengukur prospek ekonomi China dan risiko geopolitik di Eropa dan Timur Tengah. 

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (1/7/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 menguat 0,40% atau 0,33 poin ke level US$81,87 per barel pada pukul 11.26 WIB. 

Kemudian, kontrak minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2024 juga menguat 0,41% atau 0,35 poin ke level US$85,35 per barel.

Harga WTI kini tengah diperdagangkan berada di sekitar US$82 per barel. Kemudian Brent diperdagangkan di atas US$85 per barel, setelah pada bulan lalu mengalami kenaikan hampir sebesar 6%.

Pengukur aktivitas manufaktur China menunjukan ekspansi pada Juni 2024 ke level tertinggi dalam tiga tahun. Namun hal ini berbeda dengan data resmi yang menunjukan kontraksi, sehingga mengaburkan prospek.

Dari sisi geopolitik, di Prancis, Rapat Umum Nasional yang dipimpin Marine Le Pen mendominasi putaran pertama pemilihan legislatif, yang menambah risiko politik di wilayah tersebut. 

kiPerdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengatakan ia berkomitmen untuk memerangi Hamas hingga tersingkir. Adapun, Kinerja buruk Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden selama debat presiden dan seruannya untuk mundur menambah ketidakpastian.

"Meningkatnya ketegangan geopolitik, yang dapat mengganggu pasokan minyak global dari wilayah-wilayah penghasil utama [mendukung harga]," jelas  analis pasar senior di Phillip Nova Pte, Priyanka Sachdeva.

Namun, menurutnya ketakutan akan perlambatan global diperkirakan besar akan membatasi kenaikan harga minyak. 

Pada tahun ini, harga minyak mentah juga tetap lebih tinggi. Kenaikan terbaru dipicu oleh pernyataan OPEC bahwa rencananya untuk menghidupkan kembali produksi bergantung pada kondisi pasar.

Meskipun selisih harga untuk Brent dan WTI berada dalam struktur yang terbelakang yang menunjukkan keterbatasan dan pengelola keuangan terus menumpuk minyak, membengkaknya persediaan AS baru-baru ini membantu mengurangi optimisme.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper