Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah menurun karena adanya peningkatan secara mendadak dalam stok Amerika Serikat (AS). Hal ini memicu kekhawatiran mengenai pelambatan permintaan dari konsumen minyak utama.
Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (27/6/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 melemah 0,40% atau 0,32 poin ke level US$80,58 per barel pada pukul 07.53 WIB.
Kemudian, kontrak minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2024 juga melemah 0,35% atau 0,30 poin ke level US$84,95 per barel.
WTI diperdagangkan di bawah US$81 per barel. Kemudian, Brent diperdagangkan mendekati US$85 per barel setelah ditutup 0,3% lebih tinggi pada sesi sebelumnya.
Dalam laporan industri, persediaan minyak mentah telah meningkat sebesar 3,59 juta barel pada minggu lalu, jauh lebih banyak daripada yang diperkirakan.
“Peningkatan persediaan minyak mentah dan bensin di AS membebani pasar karena kekhawatiran melemahnya permintaan,” jelas ekonom senior di NLI Research Institute, Tsuyoshi Ueno, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (27/6/2024).
Baca Juga
Beberapa waktu terakhir ini, kontrak berjangka juga telah mengambil sinyal dari fluktuasi pasar saham yang lebih luas, karena tidak adanya pendorong utama untuk minyak. Hasil pemilu mendatang di Iran dan Perancis dapat menambah volatilitas lebih lanjut.
Minyak mentah berada di jalur yang tepat untuk mengakhiri bulan ini dengan harga yang lebih tinggi. Terdapat juga ekspektasi harga akan naik lebih jauh pada kuartal berikutnya karena kekuatan musiman.
Pada minggu lalu, diketahui juga bahwa persediaan minyak mentah Gulf Coast AS melonjak 2 juta barel dan tetap pada level tertinggi sejak 2020 secara musiman. Stok secara keseluruhan juga terbesar sejak April 2024.
Ada tanda-tanda konsumsi bahan bakar yang lesu, dengan permintaan bensin dan bahan bakar jet yang menurun.
Di Timur Tengah, ketegangan lintas batas antara Israel dan Hizbullah Lebanon telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir. Hal ini memicu perang habis-habisan Israel-Hizbullah yang dapat menarik kekuatan regional lainnya, termasuk produsen minyak utama Iran.
Ueno menuturkan bahwa pasar kini berada dalam situasi tarik-menarik, didukung prospek eskalasi pertempuran Israel dan Hizbullah yang dapat menghambat pasokan.
Para pedagang kini mengamati serangkaian data ekonomi AS selama dua hari ke depan, termasuk angka ketenagakerjaan, yang dapat menentukan arah harga minyak dan pasar yang lebih luas.