Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas melemah di tengah fokus investor menanti data inflasi. Sementara, harga batu bara ditutup bervariatif dan crude palm oil (CPO) melemah.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot melemah 0,16% ke level US$2.330,82 pada perdagangan Selasa (25/6/2024) pada pukul 06.52 WIB.
Kemudian, harga emas Comex kontrak Agustus 2024 juga melemah 0,03% ke level US$2.343,70 per troy ounce pada pukul 06.40 WIB.
Mengutip Reuters, para investor sedang menunggu data inflasi yang akan dirilis akhir pekan ini, yang dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun AS turun, membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi lebih menarik bagi investor.
"Fokusnya tetap pada data ekonomi AS yang masuk dan jika data itu mengkonfirmasi soft landing, memungkinkan Fed untuk memotong suku bunga," tutur analis UBS Giovanni Staunovo, yang menargetkan harga US$2.600 per troy ounce pada akhir tahun.
Data Belanja Konsumsi Pribadi (PCE), yang menjadi rujukan inflasi pilihan The Fed akan dirilis pada Jumat waktu setempat (28/6). Hingga minggu ini, setidaknya lima pejabat Fed akan berbicara, termasuk Presiden Fed San Francisco Mary Daly, Gubernur Fed Lisa Cook, dan Michelle Bowman.
Kemudian, menurut CME FedWatch tool, pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed pada September 2024 sebesar 66%.
Harga Batu Bara
Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak Juli 2024 di ICE Newcastle melemah 0,45% ke level US$131,90 per metrik ton pada penutupan perdagangan Senin (25/6). Kemudian, batu bara kontrak Agustus 2024 menguat 0,07% ke US$135,60 per metrik ton.
Mengutip ETEnergyWorld, Kementerian batu bara India melaporkan bahwa stok di pembangkit listrik termal telah mencapai rekor 45 juta ton pada 16 Juni 2024.
Peningkatan tersebut merupakan peningkatan yang signifikan sebesar 31,71% persen, dibandingkan dengan stok pada periode yang sama pada tahun lalu, yang tercatat sebesar 34,25 juta ton.
Menurut kementerian batu bara, langkah-langkah proakif yang dilakukan untuk memastikan pasokan batu bara yang konsisten telah berkontribusi pada peningkatan yang signifikan, yang bertujuan untuk menyediakan daya tanpa gangguan nasional selama periode permintaan puncak.
Pada tahun fiskal ini, permintaan tenaga listrik berbasis batu bara India telah meningkat 7,30% dibandingkan tahun sebelumnya, mencatatkan permintaan tertinggi yang pernah ada.