Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan Otobus (PO) transportasi angkutan darat PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA) menargetkan perolehan laba pada 2024 seiring dengan rencana memacu lini bisnis non AKAP.
Managing Director LRNA, Ryanta Soerbakti, mengatakan pada 2023 lalu, pendapatan usaha Lorena mengalami penurunan sedikit 0,15% menjadi Rp92,95 miliar dari Rp93,10 miliar pada tahun 2022. Pendapatan terbesar Lorena masih dari lini Bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) sebesar Rp 73,03 miliar atau berkotribusi 78,56%.
Selanjutnya, pendapatan disusul lini bisnis rental bus senilai Rp13,47 miliar, berkontribusi dan 14,49% terhadap total pendapatan di 2023.
Perseroan mencatatkan laba kotor sebesar Rp25,56 miliar, melesat 271% dari tahun 2022 dengan laba kotor Rp 6,89 miliar. Rugi bersih tahun berjalan LRNA juga berhasil ditekan menjadi hanya Rp 777 juta di 2023 dari tahun sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 21,31 miliar.
"Ke depannya kami ingin agar kotribusi pendapatan AKAP dan non AKAP berbanding 50%:50%, dari sebelumnya sekitar 90% dari AKAP. Untuk tahun ini, targetnya kami kembali bisa membukukan laba," ujarnya dalam Paparan Publik, Jumat (21/6/202).
Dia mengatakan sejumlah strategi ekspansi bisnis di tahun 2024 ini seiring dengan pemulihan kinerja perseroan setelah pandemi Covid-19. Salah satunya adalah dengan mengakselerasi pengembangan ekosistem angkutan umum berbasis listrik di Jabodetabek.
Baca Juga
“Selain itu, kami juga akan terus memperkuat divisi rental berjangka panjang yang dapat memberikan fixed income atau pendapatan tetap bagi Pperseroan,” kata Ryanta.
Ryanta lebih lanjut mengatakan, strategi lainnya dari Perseroan ialah membangun kerja sama dengan moda transportasi darat lainnya seperti kereta api cepat yang tengah dikembangkan Pemerintah. Tak hanya itu, Lorena juga akan melakukan peremajaan armada secara berkala di divisi AKAP sehubungan dengan pulihnya perekonomian Indonesia.
“Kami juga akan terus melakukan efisiensi di segala bidang, meningkatkan kontrol penerimaan dan pengeluaran, implementasi cashless payment method untuk tiket dan memanfaatkan penjualan online yang telah dikembangkan selama 10 tahun, serta menggandeng mitra seperti Traveloka dan Redbus,” imbuhnya.
Pada kuartal I/2024, perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp19,06 miliar, naik 3% dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp 18,49 miliar. Adapun, sumbangan terbesar pendapatan kuartal I/2024 masih disumbang bisnis Bus AKAP senilai Rp 14,29 miliar dan Rental Bus sebesar Rp 2,53 miliar.
Meski demikian, terjadi peningkatan dari lini bisnis Bus Angkutan Bandara atau Jabodetabek Airport Connexion (JAC) yang naik 65% menjadi Rp 1,68 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,02 miliar. Tahun lalu, bisnis JAC ini mampu menyumbang Rp 3,56 miliar, naik 5% dari tahun 2022 sebesar Rp 3,39 miliar.
“Perseroan meyakini, pada waktunya segmen bus angkutan bandara dan segmen Rental Bus pertumbuhannya akan meningkat signifikan didukung potensi pasarnya,” ujar Ryanta.
Selanjutnya, perseroan akan terus mengembangkan angkutan bandara, Trans Jabodetabek Reguler (TJR) dan Jabodetabek Residence Connection (JRC). Lorena pun siap mengikuti tender JRC dari pemerintah dengan kebutuhan trayek sekitar 20-25 rute.
"Harapannya tender terealisasi pada semester II/2024 atau awal 2025. Ini akan menyumbang signifikan ke pendapatan Lorena," katanya.
(Fasya Kalak Muhammad)