Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jurus GOTO Keluar dari Saham Gocap

Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menjadi sorotan setelah terjun ke Rp50, batas bawah harga saham di Bursa Efek Indonesia.
Annisa Kurniasari Saumi,Dionisio Damara Tonce
Jumat, 21 Juni 2024 | 07:59
Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menjadi sorotan setelah terjun ke Rp50, batas bawah harga saham di Bursa Efek Indonesia. Bisnis/Himawan L Nugraha
Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menjadi sorotan setelah terjun ke Rp50, batas bawah harga saham di Bursa Efek Indonesia. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menjadi sorotan setelah terjun ke Rp50, batas bawah harga saham di Bursa Efek Indonesia. Padahal, GOTO sempat masuk daftar top 10 perusahaan terbesar di Bursa.

Saat melakukan penawaran umum perdana saham, GOTO mengumpulkan dana segar sebesar Rp15,8 triliun yang terdiri dari penghimpunan dana sebesar Rp13,7 triliun dari penawaran umum saham melalui IPO, serta Rp2,1 triliun melalui penjualan saham treasuri. GOTO tercatat di BEI pada 11 April 2022 di harga perdna Rp338 per saham.

Penghimpunan dana ini mencerminkan kapitalisasi pasar sebesar Rp400,3 triliun. Kala itu, kapitalisasi pasar ini mampu membawa GOTO menjadi salah satu dari 10 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Kini, dua tahun lebih setelah pencatatan saham perdana GOTO di Bursa, kapitalisasi pasar GOTO tersisa tinggal Rp60,07 triliun, berdasarkan data penutupan pasar Kamis (20/6/2024). Nilai itu terkikis hingga hanya 15% dari kapitalisasi pasar GOTO saat IPO.

Kemarin, saham GOTO kembali ditutup pada harga Rp50. Pergerakan stagnan pada harga saham GOTO ini terjadi setelah Bank Indonesia menahan suku bunga acuan 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI.

Head of Research Sucor Sekuritas Paulus Jimmy menjelaskan tekanan jual atau selling pressure bagi saham GOTO cukup besar, seiring dengan koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa minggu terakhir.

Jimmy menjelaskan tekanan jual terhadap saham GOTO datang dari beberapa faktor seperti semakin turun dan kurangnya likuiditas dalam pasar modal Indonesia, dan peralihan portofolio ke saham dengan fundamental lebih baik seperti bank berkapitalisasi pasar besar.

"Tekanan jual juga terjadi karena turunnya kepercayaan investor terhadap bisnis GOTO, terutama di tengah tantangan makro ekonomi seperti sekarang," ucap Jimmy, dihubungi pada Rabu (19/6/2024).

Jimmy melanjutkan dengan tekanan jual tersebut, Sucor Sekuritas melihat kecil peluang bagi saham GOTO untuk bisa melakukan rebound tinggi dalam waktu dekat.

"Kami masih maintain hold untuk GOTO, tapi memang investor diharapkan jauh lebih bijak dalam menimbang risk dan reward market di saat sekarang, terutama untuk saham yang punya volatilitas tinggi seperti GOTO," tutur Jimmy.

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda menjelaskan penurunan yang terjadi terhadap saham GOTO salah satunya disebabkan oleh keluarnya para pendiri GOTO. Menurut Vicky, hal ini direspons negatif oleh para investor.

Meski demikian, Vicky melihat masih terdapat peluang bagi saham GOTO untuk mengalami rebound, dengan perpindahan pemegang saham dan hak suara multipel ke Patrick Walujo. Vicky memandang masuknya Patrick Walujo sebagai pemegang saham seri B akan memberikan dampak yang baik dalam pengambilan keputusan dan arah kebijakan GOTO ke depannya untuk lebih matang.

"Tetapi memang untuk saat ini akan masih direspons negatif dan sifatnya hanyalah sementara," ujar Vicky.

Kiwoom Sekuritas merekomendasikan untuk wait and see terlebih dahulu bagi saham GOTO. Sementara itu, Sucor Sekuritas memberikan rekomendasi hold dengan target harga pada Rp71 untuk GOTO.

Jurus GOTO Keluar dari Saham Gocap

Rencana Buyback

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa (11/6/2024) resmi menyetujui sejumlah agenda, seperti persetujuan pembelian kembali saham perseroan (shares buyback) hingga perubahan komisaris-direksi.

Atas persetujuan RUPS, GOTO akan melakukan buyback saham di pasar dari investor publik senilai Rp3,2 triliun atau setara dengan US$200 juta.

Patrick Walujo, Direktur Utama GoTo, mengatakan perseroan mengucapkan terima kasih kepada para pemegang saham atas dukungan dan persetujuannya terhadap seluruh agenda yang diajukan pada RUPST dan RUPSLB, termasuk rencana pembelian kembali saham dan perubahan struktur dewan komisaris dan direksi.

“GoTo telah mencatatkan kemajuan sangat pesat dalam satu tahun terakhir dan berada pada posisi yang semakin kuat untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang yang bernilai bagi seluruh pemangku kepentingan,” kata Patrick, dalam siaran pers, Selasa (11/6/2024).

Manajemen GOTO juga menyatakan Dewan Komisaris dan Direksi GoTo akan melakukan peninjauan secara berkala terhadap rencana buyback ini dan mungkin melakukan perubahan atau penyesuaian apabila diperlukan.

“Inisiatif share buyback US$200 juta yang kami ajukan, merupakan bukti kemajuan yang dicapai GoTo seiring implementasi strategi untuk pertumbuhan yang lebih cepat serta berkelanjutan,” kata Patrick.

Rencana buyback menjadi salah satu katalis saham GOTO, di samping perbaikan fundamental dari sisi kinerja. Mampukah saham GOTO rebound?

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper