Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Short Selling Makan Korban, Mulai dari Bursa China, Korea, hingga AS

Sejumlah pasar saham global sempat mengalami kejatuhan setelah pemberlakukan kebijakan short selling.
Artha Adventy, Rizqi Rajendra
Artha Adventy & Rizqi Rajendra - Bisnis.com
Senin, 17 Juni 2024 | 15:45
Sejumlah pasar saham mengalami kejatuhan setelah pemberlakukan kebijakan short selling. Bloomberg/Michael Nagle
Sejumlah pasar saham mengalami kejatuhan setelah pemberlakukan kebijakan short selling. Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah pasar saham mengalami kejatuhan setelah pemberlakukan kebijakan short selling, seperti Bursa China, Bursa Korea Selatan, dan saham Gamestop di Bursa AS

Mengutip pemberitaan Reuters, Pemerintah Korea Selatan memperpanjang kembali aturan larangan short selling hingga kuartal I/2025 mendatang. 

Larangan tersebut dilakukan untuk mencegah transaksi ilegal serta adanya kecurangan dalam pembentukan harga pasar. Pemerintah Korea Selatan juga akan melakukan revisi atas peraturan short selling untuk menyamakan kedudukan investor retail dan institusional. 

Namun, kebijakan short selling Bursa Korea tersebut justru memicu reaksi penyedia indeks global Morgan Stanley Capital International (MSCI). MSCI menurunkan peringkat aksesibilitas short selling negara tersebut. 

Tak hanya Korea Selatan, Bursa China juga akan melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap kebijakan short selling. Hal tersebut dilakukan untuk menenangkan para investor yang panik akibat saham-saham short selling yang anjlok. 

Mengutip pemberitaan SCMP, jumlah saham short selling yang beredar turun sebesar 460 juta pada tanggal 11 dan 12 Juni, dengan penurunan nilai yang setara sebesar 5,4 miliar yuan atau setara US$744,3 juta. 

Bursa China disebut memberikan dukungan pada pasar saham China yang bernilai hampir US$9 triliun, yang telah menunjukkan tanda-tanda melemah setelah rebound 11% dari level terendah di bulan Februari.

Adapun saham gamestop yang tercatat di New York Stock Exchange (NYSE) juga tercatat mengalami kerugian mark-to-market sebesar US$$838 juta di short selling. 

Menurut data dari S3 Partners, pada Senin Gamestop mengalami kerugian hingga hampir  mencapai US$1 miliar untuk short seller, dengan Gamestop melonjak 74%. Termasuk kerugian Senin, short seller di Gamestop telah kehilangan US$1,4 miliar di bulan Mei.

Kenaikan saham tersebut tampaknya dipicu oleh “Roaring Kitty” yang pada tahun 2021 pernah menjadi pendorong bagi sekelompok pedagang harian untuk masuk ke dalam saham game.

Posisi short pada saham GameStop saat ini berjumlah lebih dari 24% dari seluruh sahamnya yang tersedia secara bebas untuk diperdagangkan.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper