Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Energi (IDXEnergy) Paling Cuan saat IHSG Terkulai, Intip Sebabnya

IDXEnergy tercatat telah menguat 7,13% sejak awal tahun. Melaju kencang mengasapi IHSG yang melemah 6,07% sepanjang tahun berjalan (YtD).
Annisa Kurniasari Saumi,Artha Adventy
Jumat, 14 Juni 2024 | 10:40
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks saham sektor energi yang tergabung dalam IDXEnergy tercatat telah menguat 7,13% sejak awal tahun. Melaju kencang mengasapi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah 6,07% sepanjang tahun berjalan (YtD).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), per 13 Juni 2024, dari total 44 indeks, hanya ada 4 indeks saja yang mencatatkan kinerja positif, sementara sisanya, termasuk IHSG parkir di zona merah.

Adapun, ke-4 indeks tersebut antara lain, indeks papan akselerasi (Acceleration Board), IDXEnergy, IDX Sector Bassic Materials dan IDX Sector Healthcare.

Chief Economist of BCA Group David Sumual menyampaikan pelemahan IHSG tak lepas dari Langkah investor asing yang cenderung melakukan aksi jual saham di Indonesia dalam beberapa Waktu belakangan. Hal ini merupakan strategi pemindahan dana investor tersebut ke negara lain dengan valuasi yang lebih menarik.

"Misalnya ke China yang valuasinya dianggap sudah atraktif, setelah sell off tahun sebelumnya. Bursa India juga yang bobot MSCI-nya juga merangkak naik, apalagi Pemilunya juga relatif sukses," paparnya kepada Bisnis, Kamis (13/6/2024).

Senada, Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata mengatakan saat ini asing secara konsisten mencatatkan jual bersih yang membuat IHSG sulit rebound lebih tinggi dalam waktu dekat. Sentimen market regional yaitu data CPI AS yang lebih rendah tidak dapat menopang rebound IHSG. 

“Kiblat pasar saat ini mau tak mau harus diakui berasal dari AS, terlebih dalam kaitannya dengan kebijakan moneter The Fed yang masih kental bernarasi hawkish. Selain itu, pasar saham Indonesia seolah kehilangan daya tariknya secara asing meragukan ketahanan fiskal Indonesia,” kata Liza kepada Bisnis, Kamis (13/6/2024).

Di sisi lain, IHSG semakin tertekan oleh sentimen domestik yaitu kebijakan FCA atau full call auction. Liza mengatakan IHSG dihadapkan dengan batu sandungan FCA yang dikenakan kepada saham indeks mover berkapitalisasi besar seperti PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN). 

Hal tersebut karena pasar khawatir dengan masalah likuiditas atas saham BREN. Maka tak heran, kata Liza, gerakannya jadi sangat volatil belakangan hari ini dan membuat IHSG menjadi roller coaster. 

“Sedangkan di sektor lain yang lebih stabil seperti finansial atau saham blue chip lainnya juga belum ada katalis yang benar-benar bisa menopang IHSG,” kata dia. 

Secara teknikal, Liza menyebut belum begitu yakin IHSG menemukan supportnya di sekitar posisi saat ini meski terdapat potensi pelemahan terbatas atau limited downside potential di area 6.800-6.750 berkat indikator RSI positive divergence. 

“Artinya walau IHSG terus membuat new Low belakangan hari ini tapi sepertinya buying momentum mulai picking-up,” pungkasnya.

Batu Bara
Batu Bara

Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Adityo Nugroho mengatakan penguatan indeks sektoral energi didorong oleh pertama, pelemahan nilai tukar rupiah. Adityo menjelaskan pelemahan rupiah ini berimbas positif terhadap sektor energi yang mencatatkan pendapatannya dalam dolar AS.

"Selain itu, pelemahan rupiah juga berimbas positif untuk emiten batu bara yang sebagian besar pasarnya untuk ekspor," ujar Adityo.

Faktor kedua, adalah stabilnya harga komoditas energi menjelang akhir kuartal II/2024. Hal ini menurut Adityo membuat peluang bagi emiten-emiten di sektor energi untuk mempertahankan kinerjanya. 

"Paling tidak seperti di kuartal I/2024 lalu. Ini menjadi katalis positif di tengah kondisi makro yang cenderung mulai melambat," ucap Adityo.

Adityo melanjutkan Mirae Asset Sekuritas masih memberikan pandangan netral untuk sektor energi, meskipun terdapat peluang kenaikan permintaan batu bara akibat perubahan kondisi cuaca yang mendorong peningkatan permintaan energi listrik di Asia Tenggara. 

Adapun untuk sektor ini, Mirae Asset Sekuritas memilih saham ADRO sebagai top picks karena berpotensi mempertahankan angka penjualan yang solid untuk kuartal II/2024.

Sebagai informasi, posisi penguatan IDXEnergy ini berbanding terbalik apabila dibandingkan dengan penutupan perdagangan pada akhir tahun 2023. Saat itu, Indeks sektoral energi menjadi salah satu indeks sektoral dengan pelemahan terdalam, yakni 7,84% selama tahun 2023.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper