Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibuka Turun Tipis ke 6.830, Saham BBRI, GOTO dan BBCA Paling Laris

IHSG melemah tipis 0,02% ke level 6.830,32 pada pembukaan perdagangan akhir pekan hari ini, Jumat (14/6/2024). Saham BBRI, GOTO dan BBCA terpantau paling laris.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis ke level 6.830,32 pada pembukaan perdagangan akhir pekan hari ini, Jumat (14/6/2024), Seiring dengan pelemhan indeks, saham BBRI, GOTO dan BBCA terpantau paling laris pagi ini.

Berdasarkan data RTI Business pukul 09.00 WIB, IHSG terpantau turun tipis 0,02% atau 1,24 poin menjadi 6.830,32 pada awal sesi perdagangan. Pagi ini, indeks komposit bergerak di rentang 6.828-6.840.

Adapun, sebanyak 107 saham menguat, 71 saham melemah, dan 236 saham stagnan. Kapitalisasi pasar tercatat Rp11.653 triliun.

Jajaran saham terlaris pagi ini dihuni oleh saham BBRI dengan nilai transaksi Rp63,4 miliar. Saham BBRI terpantau naik 0,23% ke level Rp4.300 per saham. Terlaris kedua ada saham GOTO dengan nilai transaksi mencapai Rp25,3 miliar, saham GOTO terpantau stagnan di posisi Rp52 per saham. Berikutnya ada BBCA yang ditransaksikan senilai Rp19,9 miliar, saham bank jumbo tersebut terpantau naik 0,27% ke level Rp9.225 per saham. 

Dari jajaran emiten berkapitalisasi pasar jumbo atau big cap, saham AMMN milik Grup Panigoro-Salim terpantau naik 0,63% ke level Rp11.900 per saham. Saham ADRO milik Boy Thohir juga naik 0,72% atau 20 poin ke level Rp2.800 per saham.

Di lain sisi, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) terpantau turun 0,70% ke level Rp2.820 per saham. Saham BRIS juga turun 0,88% ke posisi Rp2.260 per saham.

Sementara itu, PT Campina Ice Cream Industry Tbk. (CAMP) menduduki top gainers dengan kenaikan 19,86% ke level Rp338 per saham, sedangkan PT Inocycle Technology Group Tbk. (INOV) menduduki posisi top losers dengan penurunan 4,41% ke level Rp65 per saham.

Sebelumnya, IHSG diproyeksi masih akan tertekan aksi jual investor asing akibat pelaku pasar masih berfokus pada kebijakan bernada hawkish The Fed.

Pada penutupan perdagangan Kamis (13/6) IHSG terpantau melemah 0,27% atau 18,53 poin ke level 6.831,56. Sementara itu, sepanjang tahun berjalan indeks komposit tercatat telah terkoreksi 6,07%.

Chief Economist of BCA Group David Sumual menyampaikan pelemahan IHSG tak lepas dari Langkah investor asing yang cenderung melakukan aksi jual saham di Indonesia dalam beberapa Waktu belakangan. Hal ini merupakan strategi pemindahan dana investor tersebut ke negara lain dengan valuasi yang lebih menarik.

"Misalnya ke China yang valuasinya dianggap sudah atraktif, setelah sell off tahun sebelumnya. Bursa India juga yang bobot MSCI-nya juga merangkak naik, apalagi Pemilunya juga relatif sukses," paparnya kepada Bisnis, Kamis (13/6/2024).

David juga mengomentari pandangan Morgan Stanley soal outlook underweight terhadap pasar saham Indonesia. Menurutnya aksi investor asing temporer dan hanya keputusan taktis sementara.

Senada, Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata mengatakan saat ini asing secara konsisten mencatatkan jual bersih yang membuat IHSG sulit rebound lebih tinggi dalam waktu dekat. Sentimen market regional yaitu data CPI AS yang lebih rendah tidak dapat menopang rebound IHSG. 

“Kiblat pasar saat ini mau tak mau harus diakui berasal dari AS, terlebih dalam kaitannya dengan kebijakan moneter The Fed yang masih kental bernarasi hawkish. Selain itu, pasar saham Indonesia seolah kehilangan daya tariknya secara asing meragukan ketahanan fiskal Indonesia,” kata Liza kepada Bisnis, Kamis (13/6/2024).

Di sisi lain, IHSG semakin tertekan oleh sentimen domestik yaitu kebijakan FCA atau full call auction. Liza mengatakan IHSG dihadapkan dengan batu sandungan FCA yang dikenakan kepada saham indeks mover berkapitalisasi besar seperti PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN). 

Hal tersebut karena pasar khawatir dengan masalah likuiditas atas saham BREN. Maka tak heran, kata Liza, gerakannya jadi sangat volatil belakangan hari ini dan membuat IHSG menjadi roller coaster. 

“Sedangkan di sektor lain yang lebih stabil seperti finansial atau saham blue chip lainnya juga belum ada katalis yang benar-benar bisa menopang IHSG,” kata dia. 

Secara teknikal, Liza menyebut belum begitu yakin IHSG menemukan supportnya di sekitar posisi saat ini meski terdapat potensi pelemahan terbatas atau limited downside potential di area 6.800-6.750 berkat indikator RSI positive divergence. 

“Artinya walau IHSG terus membuat new Low belakangan hari ini tapi sepertinya buying momentum mulai picking-up,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper