Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Lego Saham Rp10,8 Triliun Sepanjang 2024, BBCA-BBRI Jadi Sasaran Utama

Sejumlah saham big cap menjadi sasaran jual investor asing sehingga turut menekan kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG).
Hafiyyan, Redaksi
Hafiyyan & Redaksi - Bisnis.com
Kamis, 13 Juni 2024 | 13:45
Investor memantau saham LQ45 di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor memantau saham LQ45 di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (13/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah saham big cap menjadi sasaran jual investor asing sehingga turut menekan kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG). Sebulan terakhir, investor asing melego saham BBRI, BBCA, hingga BMRI.

Mengutip data RTI, sebulan terakhir investor asing telah melakukan net sell sebanyak Rp10,27 triliun. Saham perbankan berkapitalisasi besar seperti BBRI, BBCA, dan BMRI menjadi sasaran utama.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG berada di level 6.850,09 per Rabu (12/6/2024), turun 5,81% sepanjang tahun berjalan. IHSG juga mencapai level terendahnya pada 2024.

Investor asing juga mencatatkan aksi jual bersih (net sell) Rp10,81 triliun sepanjang 2024. Padahal per 22 Maret 2024, investor asing sempat mencatatkan net buy Rp28,25 triliun sepanjang tahun berjalan.

Berikut beberapa saham yang dijual investor asing 20 hari perdagangan atau sebulan terakhir.

Pada posisi pertama ada bank BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan net sell Rp6,8 triliun. Saham BRI sebulan ini terpantau melemah 7,05% atau 330 poin ke posisi Rp4.350 per saham.

Selanjutnya ada saham perbankan Group Djarum yaitu PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan net sell Rp1,9 triliun. Saham perbankan swasta ini melemah 2,89%atau 275 poin ke posisi Rp9.250 per saham.

Di posisi berikutnya ada saham perbankan berplat merah, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan net sell Rp1,9 triliun. Sepanjang bulan ini, saham Bank Mandiri terpantau melemah 4,44% atau 275 poin ke posisi Rp5.925 per saham.

Selain saham perbankan, di posisi berikutnya di huni oleh saham perusahaan inti Astra Group, yaitu PT Astra International Tbk. (ASII) dengan net sell Rp1,1 triliun. Saham perusahaan yang bergerak di bidang industri otomotif ini melemah 14,09% atau 715 poin ke posisi Rp4.360 per saham.

Di posisi kelima ada saham PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) dengan net sell Rp1,0 triliun. Sayangnya selama perdagangan bulan ini saham emiten menara ini melemah 10,90% atau 85 poin ke posisi Rp695 per saham.

Daftar Top 10 Saham yang Dilego Investor Asing Sebulan Terakhir

  1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (Rp6,8 triliun)
  2. PT Bank Central Asia Tbk. (Rp1,9 triliun)
  3. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Rp1,9 triliun)
  4. PT Astra International Tbk. (Rp1,1 triliun)
  5. PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (Rp1,0 triliun)
  6. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (Rp562,1 miliar)
  7. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (Rp513,0 miliar)
  8. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (Rp445,9 miliar)
  9. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (Rp439,3 miliar)
  10. PT Barito Renewables Energy Tbk. (Rp272,9 miliar)

Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih menyampaikan jika diakumulasikan sejak awal tahun IHSG telah terkoreksi 5,81%. Penurunan tersebut mengikuti saham Big Caps, yang tercermin dari indeks LQ45 dan IDX30 masing-masing terkoreksi 11,10% dan 13,76%.

"Aksi profit taking investor asing sejak awal tahun Rp10,81 triliun menjadi salah satu pemicunya," paparnya dalam publikasi riset.

Chief Economist of BCA Group David Sumual menyampaikan pelemahan IHSG tak lepas dari Langkah investor asing yang cenderung melakukan aksi jual saham di Indonesia dalam beberapa Waktu belakangan. Hal ini merupakan strategi pemindahan dana investor tersebut ke negara lain dengan valuasi yang lebih menarik.

"Misalnya ke China yang valuasinya dianggap sudah atraktif, setelah sell off tahun sebelumnya. Bursa India juga yang bobot MSCI-nya juga merangkak naik, apalagi Pemilunya juga relatif sukses," paparnya kepada Bisnis, Rabu (12/6/2024).

David juga mengomentari pandangan Morgan Stanley soal outlook underweight terhadap pasar saham Indonesia. Menurutnya aksi investor asing temporer dan hanya keputusan taktis sementara.

(Fasya Kalak Muhammad)

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan & Redaksi
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper