Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Morgan Stanley dan Investor Asing ke Saham Indonesia

Pandangan underweight Morgan Stanley terhadap pasar saham Indonesia dinilai memberikan dampak aliran dana investor asing ke IHSG.
Pandangan underweight Morgan Stanley terhadap pasar saham Indonesia dinilai memberikan dampak aliran dana investor asing ke IHSG. Bisnis/Arief Hermawan P
Pandangan underweight Morgan Stanley terhadap pasar saham Indonesia dinilai memberikan dampak aliran dana investor asing ke IHSG. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Pandangan underweight Morgan Stanley terhadap pasar saham Indonesia dinilai memberikan dampak terhadap aliran dana investor asing ke pasar modal domestik, khususnya dalam jangka pendek.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG berada di level 6.850,09 per Rabu (12/6/2024), turun 5,81% sepanjang tahun berjalan. IHSG juga mencapai level terendahnya pada 2024.

Investor asing juga mencatatkan aksi jual bersih (net sell) Rp10,81 triliun sepanjang 2024. Padahal per 22 Maret 2024, investor asing sempat mencatatkan net buy Rp28,25 triliun sepanjang tahun berjalan.

Chief Investment Officer STAR Asset Management Susanto Chandra mengatakan tentunya perubahan outlook Morgan Stanley terhadap saham Indonesia akan memberikan dampak terhadap aliran dana asing ke pasar modal Indonesia khususnya dalam jangka pendek.

Saat ini fokus investor ialah menunggu kebijakan dan tim pemerintahan yang baru presiden terpilih Prabowo Subianto dan pergerakan nilai tukar rupiah yang cenderung melemah terhadap dolar AS.

Pada Rabu (12/6/2024) rupiah ditutup melemah 4 poin atau 0,02% menuju level Rp16.295 per dolar AS. Hal ini mendakan rupiah masih berada di level terendah 4 tahun atau sejak April 2020 ketika pandemi Covid-19 melanda.

"Kondisi [dalam negeri] ini juga sayangnya diikuti dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang membaik baik di China, India, dan Malaysia yang digunakan sebagai momentum bagi investor asing untuk melakukan rebalancing portofolio [masuk ke pasar modal negara tersebut]," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (12/6/2024).

Secara strategi dalam kondisi saat ini, sambung Susanto, Manajer Investasi (MI) berkesempatan untuk melakukan rebalancing untuk sektor yang memiliki fundamental yang kuat secara jangka panjang dengan valuasi yang relatif lebih murah dibanding periode sebelumnya.

"Kita juga masih melihat IHSG berpotensi menuju 7.800. Namun, apabila nilai tukar rupiah terus melemah akan kami kaji kembali target IHSG," imbuhnya.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper