Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinarmas AM Pede Reksa Dana Saham Moncer meski IHSG Tertekan

Manajer investasi Grup Sinar Mas, PT Sinarmas Asset Management optimistis portofolio reksa dana saham menorehkan kinerja positif.
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Manajer investasi Grup Sinar Mas, PT Sinarmas Asset Management optimistis portofolio reksa dana saham menorehkan kinerja positif, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu akibat kebijakan papan pemantauan khusus full call auction (PPK FCA).

Chief Investment Officer Sinarmas Asset Management Genta Wira Anjalu mengatakan, perusahaan melakukan strategi investasi dengan meluncurkan reksa dana dengan kelas aset saham, salah satunya Reksa Dana Indeks Simas Sri Kehati pada Selasa (11/6/2024) oleh PT Bank Sinarmas Tbk. (BSIM).

“Untuk kinerja dari reksa dana Simas Sri Kehati, kalau kami lihat dari kinerja tahun lalu itu mencapai 9,95%. Untuk indikasi target return itu di kisaran 7-8% ya, sampai akhir tahun 2024," ujar Genta saat Peluncuran Reksa Dana Indeks Simas Sri Kehati, Selasa (11/6).

Adapun, produk reksa dana indeks Simas Sri Kehati tersebut ditargetkan dapat memperoleh dana kelolaan (asset under management/AUM) sebesar Rp500 miliar. Sementara itu, hingga akhir 2024, Sinarmas AM membidik dana kelolaan berkisar Rp65 triliun-Rp66 triliun.

Indeks Simas Sri-Kehati merupakan reksa dana indeks dengan kelas aset saham, yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari nilai aktiva bersih pada efek bersifat Ekuitas dalam Indeks yang menjadi acuannya.

"Kepercayaan investor juga tercermin dari kinerja indeks yang berbasis ESG yakni Sri kehati yang dalam kurun 3 tahun terakhir dari 2020-2023 naik sebesar 18% unggul dibandingkan dengan LQ45 naik sebesar 3,8% dan IDX30 turun sebesar -1,4%," jelasnya.

Kendati demikian, mengacu data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), kinerja Indeks Sri Kehati mengalami koreksi signifikan dengan turun 12,81% secara year-to-date (ytd) ke level 380,64 pada Selasa (11/6/2024).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun parkir melemah 0,95% atau 65,85 poin ke level 6.855,69. Secara ytd, IHSG pun ambles 5,74% dan ini merupakan level terendah indeks komposit sepanjang tahun berjalan.

Kendati demikian, Sinarmas AM memproyeksikan IHSG dapat mencapai level 7.700 hingga akhir tahun 2024, dengan mencerminkan price earning (PE) 13,2 kali dengan pertumbuhan laba emiten berkisar 8%-10%.

Genta tidak menampik bahwa pelemahan IHSG tak lepas dari sentimen negatif di dalam negeri, seperti kebijakan PPK FCA oleh BEI yang menuai kritik di kalangan investor. Sementara itu, menurutnya dari sentimen global masih ada angin segar seiring dengan Bank Sentral AS The Fed yang berpotensi memangkas suku bunga acuannya tahun ini.

"The Fed tahun ini diproyeksikan akan mulai memangkas suku bunga acuan, yang saat ini masih di level 5,25%-5,5%. Jika The Fed pangkas suku bunga, maka pasar secara kompak akan menguat atau bullish," pungkasnya.

---

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper