Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengukur Potensi Rebound Saham GOTO, Buyback Jadi Katalis Positif

Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sempat turun signifikan hingga sentuh level Rp50. Adapun buyback saham berpotensi menjadi katalis positif
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA  – Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sempat turun signifikan hingga sentuh level Rp50 untuk sesaat menjelang RUPSLB dengan agenda buyback.

Harga saham GOTO sempat menyentuh level terendah di posisi Rp 50 per saham saat perdagangan intraday. Tekanan kuat ikut mendorong amblesnya harga saham GOTO sehingga menimbulkan aksi jual investor asing.

Data perdagangan hari ini, Senin (10/6/2024), broker yang menguras saham GOTO adalah JP Morgan Sekuritas (BK) yang menjual bersih 25,8 juta lot saham di harga rata-rata Rp 55/saham. Namun BK menjadi satu-satunya broker asing yang melakukan penjualan saham GOTO.

Di saat BK mencatatkan aksi jual, beberapa sekuritas lokal dan asing seperti Ciptadana Sekuritas (KI), Mirae Asset Sekuritas (YP), CGS International Sekuritas (YU) terpantau menampung saham GOTO dan menjadi pembeli bersih saham GOTO.

Analis Panin Sekuritas Rizal Nur Rafly menjelaskan pola transaksi yang terjadi hari ini terkait dengan agenda RUPS yang akan diselenggarakan perseroan esok.

“Sebelumnya GOTO mengagendakan private placement. Namun agenda tersebut ditiadakan. Beberapa investor asing sebenarnya juga menanti aksi tersebut sehingga mereka mengambil langkah beli. Namun setelah muncul informasi aksi korporasi tersebut ditunda, maka dalam jangka pendek wajar mereka melepas” kata Rafly, Senin (10/6/2024).

Manuver asing tersebut sebenarnya wajar mengingat di pasar, aksi korporasi yang besar selalu ditunggu oleh investor, trader maupun spekulan. Namun dia juga menjelaskan bahwa hal yang menarik adalah harga saham GOTO dapat rebound dengan cepat meski transaksi jual juga besar.

“Harga rebound dari Rp 50 ke Rp 56 dengan cepat dan bertahan hingga akhir perdagangan. Investor yang menadah di harga terendah sudah mendapatkan keuntungan. Hal ini dapat terjadi karena valuasi GOTO yang terlampau murah karena aksi jual yang sangat besar oleh investor asing, dan disisi lain GOTO masih punya aksi korporasi lain yakni buyback” ungkapnya.

Maka itu, ketika harga menyentuh Rp50, investor berekspektasi tinggi buyback akan terjadi di atas harga ini. Dan terjadilah pembalikan arah dengan cepat. Dengan begitu panik jual berganti menjadi panik beli dalam hitungan jam. 

Rafly menjelaskan bagi banyak investor buyback merupakan aksi korporasi yang lebih prospektif ketimbang private placement mengingat GOTO memiliki kas yang kuat dan modal yang lebih kuat saat ini, sehingga investor lebih mengapresiasi cara memberikan return seperti melalui buyback.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan bahwa salah satu agenda yang ditunggu oleh pelaku pasar pada RUPS adalah persetujuan untuk buyback. Herditya menjabarkan buyback menjadi sinyal yang positif di tengah harga yang terus tertekan di tengah prospek yang positif. Buyback menjadi katalis untuk pergerakan harga saham GOTO ke depannya.

Dia menambahkan nilai buyback yang dianggarkan tersebut mencapai 4% dari nilai kapitalisasi pasar GOTO saat ini. Apabila menggunakan asumsi harga saat ini, maka ada potensi saham treasury yang diperoleh perseroan setara dengan 4,4% dari total saham yang dicatatkan di Bursa.

Herditya menilai langkah buyback adalah upaya yang positif untuk memberikan nilai kepada pemegang saham. Dengan adanya buyback, maka jumlah saham free-float otomatis akan berkurang. Strategi ini cocok untuk perusahaan seperti GOTO yang memiliki rasio saham free-float besar.

“Saham free-float GOTO termasuk tinggi. Pada perhitungan indeks MSCI nilai floatnya setara dengan 75%. Buyback meningkatkan demand terhadap saham dan di saat yang sama suplai yang beredar akan berkurang, tetapi dengan free-float yang berkurang, buyback tidak akan mengurangi likuiditas transaksi secara signifikan” ujarnya.

---------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper