Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Sepekan (8/6): Emas Alami Penurunan Terbesar, Batu Bara & Minyak Mentah Lesu

Harga emas mencatatkan pelemahan dalam sepekan dan mengalami penurunan terbesar dalam 3 tahun terakhir.
Tumpukan emas batangan 1 kilogram di YLG Bullion International Co. Bangkok, Thailand pada Jumat (22/12/2023). - Bloomberg/Chalinee Thirasupa
Tumpukan emas batangan 1 kilogram di YLG Bullion International Co. Bangkok, Thailand pada Jumat (22/12/2023). - Bloomberg/Chalinee Thirasupa

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas mencatatkan pelemahan dalam sepekan dan mengalami penurunan terbesar dalam 3 tahun terakhir. Harga batu bara dan minyak mentah juga mencatatkan pelemahan dalam sepekan. 

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot melemah 3,46% ke level US$2.293,78 pada perdagangan Jumat (7/6/2024), mencatatkan pelemahan 1,47% dalam sepekan.  

Kemudian, harga emas Comex kontrak Agustus 2024 juga melemah 2,76% ke level US$2.325 per troy ounce. Dalam sepekan kontrak ini telah melemah 0,89%.

Harga emas telah merosot di bawah US$2.300 per troy ounce, yakni penurunan terbesar dalam hampir 3 tahun terakhir. Penurunan ini terjadi lantaran adanya laporan ketenagakerjaan AS yang mengurangi harapan Federal Reserve dapat menurunkan biaya pinjaman. 

“Laporan ini menghilangkan harapan penurunan suku bunga lebih awal, dengan pertumbuhan upah yang kaku dan lapangan kerja yang kuat sehingga membutuhkan tingkat suku bunga yang tinggi untuk meredamnya,” jelas Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank AS Ole Hansen. 

Emas batangan merosot sebanyak 3,7%, terbesar sejak Agustus 2021, sementara perak anjlok 7%. Logam dasar juga melanjutkan penurunannya pada perdagangan Jumat (7/6/2024).

Setelah melonjak ke rekor di atas US$2,450 per ounce, emas batangan diperdagangkan dalam kisaran yang cukup sempit di tengah ketidakpastian mengenai arah suku bunga The Fed. Pedagang swap sekarang tidak lagi sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga sebelum bulan Desember. 

Harga Batu Bara

Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara kontrak Juni 2024 di ICE Newcastle melemah 2,16% ke level US$131,45 per metrik ton pada penutupan perdagangan Jumat (6/6). Dalam sepekan kontrak ini telah melemah sebesar 6,61%. Kemudian, batu bara kontrak Juli 2024 juga melemah 2,13% ke US$133 per metrik ton. Dalam sepekan kontrak ini melemah 7,57%.

Mengutip ETEnergyWorld, berdasarkan data resmi, kereta api India mengangkut 9,3% lebih banyak batu bara pada Mei 2024 dibandingkan tahun lalu (year-on-year/yoy) untuk membantu Negeri Bollywood tersebut memenuhi puncak permintaan listrik di musim panas. 

Adapun, stok batu bara di pembangkit listrik tenaga panas telah terisi kembali tepat waktu lantaran perencanaan logistik telah dilakukan sebelumnya untuk awal musim panas. 

Volume pengangkutan untuk semua komoditas di jaringan kereta api juga meningkat 3,9%. Dengan demikian, angkutan barang nasional mencatatkan pemuatan barang tertinggi selama 56 bulan berturut-turut, yakni pada Oktober 2020. 

Batu bara juga telah menjadi komoditas yang paling banyak diangkut oleh angkutan nasional sebesar 72,01 juta metrik ton, diikuti bijih besi sebesar 14,61 juta metrik ton. 

Harga Minyak Mentah

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus 2024 diperdagangkan melemah 0,31% atau 0,25 poin ke level US$79,62 per barel pada perdagangan Jumat (7/6). Dalam sepekan kontrak ini telah melemah sebesar 1,84%.

Kemudian, kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2024 juga melemah 0,03% atau 0,02 poin ke level US$75,52 per barel, mencatatkan pelemahan 1,90% dalam sepekan. 

Harga minyak telah mencatatkan penurunan mingguan lantaran para pedagang algoritmik mempercepat tekanan jual di kala OPEC+ mengumumkan rencana untuk melonggarkan pembatasan produksinya. 

Diketahui bahwa WTI menetap di bawah US$76 per barel pada Jumat (7/6). Namun, harga kembali pulih dari posisi terendahnya setelah Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman memimpin para menterinya untuk menegaskan bahwa pelonggaran produksi dapat dihentikan sementara atau dibatalkan.

Adapun, pada awal pekan ini, harga minyak mentah merosot ke titik terendah dalam 4 bulan, dengan penasihat perdagangan komoditas memperburuk penurunan harga tersebut.

“Intervensi [anggota OPEC+ terkait penjelasan kebijakan] tersebut menunjukkan keberhasilan yang baik karena dilakukan pada waktu yang sangat tepat,” jelas analis di pialang PVM Oil Associates Ltd, John Evans.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper