Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup BUMN Pertamina, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) menyampaikan jadwal pembagian dividennya sebesar Rp2,06 triliun. Cum date untuk dividen PGEO dijadwalkan pada 5 Juni 2024.
Pertamina Geothermal Energy membagikan dividen tunai US$128,4 juta atau setara Rp2,06 triliun (kurs jisdor Rp16.095 per dolar AS) sesuai agenda dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar perseroan pada Selasa (28/5/2024).
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dividen PGEO akan mengalami cum date pada 5 Juni 2024 atau pada Rabu pekan ini. Tanggal tersebut adalah tanggal cum date di pasar reguler dan negosiasi.
Selanjutnya, tanggal ex dividen di pasar reguler dan negosiasi adalah pada 6 Juni 2024.
Sementara itu, cum dividen untuk pasar tunai adalah pada 7 Juni 2024, dengan tanggal ex dividen di pasar tunai pada 10 Juni 2024. Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 7 Juni 2024. Tanggal pembayaran dividen akan dilakukan PGEO pada 28 Juni 2024.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi mengatakan para pemegang saham dalam RUPST telah menyetujui pembagian dividen sebesar 78,5% dari laba bersih tahun buku 2023.
Baca Juga
“Pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih, yaitu untuk dividen sebesar US$128,4 juta atau 78,5% dari laba bersih tahun buku 2023, dan sebesar US$35,1 juta atau 21,5% dari laba bersih dialokasikan dan dibukukan sebagai cadangan wajib,” kata Julfi dalam keterangan resmi belum lama ini.
Jika mengasumsikan jumlah saham PGEO yang beredar saat ini sebesar 41.495.007.591 lembar, maka dividen per share adalah sekitar Rp49,80 per lembar.
Sepanjang 2023, PGEO membukukan pendapatan sebesar US$406,28 juta atau setara Rp6,29 triliun (Kurs Jisdor Rp15.493 per 29 Desember 2023) sepanjang tahun 2023. Pendapatan tersebut naik 5,24% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$386,06 juta.
PGEO juga mencatatkan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar US$163,59 juta atau setara Rp2,53 triliun. Angka tersebut naik 28,47% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$127,34 juta.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.