Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Berisiko Melemah Kekurangan Katalis

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memiliki risiko melemah akibat kurangnya sentimen dalam negeri.
Ilustrasi mata uang berbagai negara di dunia, antara lain dolar AS, rupiah, yen, dan yuan. Dok Freepik
Ilustrasi mata uang berbagai negara di dunia, antara lain dolar AS, rupiah, yen, dan yuan. Dok Freepik
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memiliki risiko melemah akibat kurangnya katalis dalam negeri.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif tetapi kembali ditutup melemah pada rentang Rp16.080 – Rp16.140 pada perdagangan, Rabu (29/5/2024).

Ibrahim menyampaikan ada beberapa faktor yang memengaruhi pergerakan mata uang hari ini. Salah satunya datang dari penantian data indeks harga personal consumption expenditure (PCE) AS pekan ini.

“Angka tersebut merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve, dan kemungkinan akan menjadi faktor dalam pandangan bank sentral mengenai penurunan suku bunga,” ujarnya dalam publikasi riset yang dirilis pada Selasa (28/5/2024). 

CME FedWatch Tool menunjukkan para pelaku pasar mengharapkan peluang lebih besar untuk mempertahankan suku bunga pada September, dibandingkan dengan sebelumnya yang memperkirakan penurunan suku bunga secara lebih luas.

Ibrahim mengatakan tren ini terjadi ketika serangkaian pejabat The Fed memperingatkan inflasi yang lebih tinggi akan menghalangi bank sentral untuk melonggarkan kebijakan lebih awal. Adapun inflasi diperkirakan tetap jauh di atas target tahunan yakni 2%.

“Hal ini membuat para pedagang mulai memperkirakan peluang yang lebih besar bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunganya pada bulan September, dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya yang memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin,” tuturnya.

Selain itu, kata Ibrahim, data indeks manajer pembelian utama dari China juga akan dirilis pada akhir pekan ini. Menurutnya, data tersebut akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai aktivitas bisnis di Negeri Tirai Bambu.

Adapun kabar baik datang dari ekonomi global, terutama terkait dengan Baltic Index, yang menggambarkan volume traffic dari angkutan barang antarnegara yang meningkat sebesar 112% dibandingkan dengan periode Desember 2023.

Ibrahim menyatakan lonjakan tersebut menandai adanya peningkatan dalam perdagangan internasional, yang didorong oleh perbaikan ekonomi di berbagai negara, termasuk China.

“Hal ini memberikan harapan bahwa kondisi global dapat menjadi lebih baik dari prediksi yang diberikan oleh IMF dan Bank Dunia pada tahun 2024,” pungkasnya. 

Meski demikian, ketegangan geopolitik masih menjadi ancaman yang menghantui stabilitas dunia. Eskalasi konflik di Gaza, di mana pasukan Israel telah memasuki Rafah, yang menimbulkan dinamika yang luar biasa di kawasan tersebut. Hubungan yang meruncing antara AS dan China turut mempengaruhi kondisi global secara keseluruhan.

“Dengan demikian, meskipun terdapat kabar baik dalam hal perbaikan ekonomi global, penting bagi semua pihak untuk tetap waspada terhadap ketegangan geopolitik yang dapat mempengaruhi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia,” kata Ibrahim.

Rupiah kembali melemah pada Selasa (28/5/2024) dan menyentuh level Rp16.090. Pada saat yang sama, mayoritas mata uang Asia justru mengalami penguatan.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 18,50 poin atau 0,12% menuju level Rp16.090 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS turun 0,15% ke posisi 104,44.

Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas juga melemah. Yuan China, misalnya, mencatatkan pelemahan 0,03%, lalu diikuti rupee India sebesar 0,03%. Adapun baht Thailand turut melemah 0,06%, sementara won Korea menguat 0,41%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper