Bisnis.com, JAKARTA — Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (EXCL) mengumumkan berbagai aksi korporasi strategis pada bulan ini, mulai dari rencana merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) hingga akuisisi bisnis PT Link Net Tbk. (LINK). Analis melihat aksi korporasi ini akan menguntungkan bagi EXCL.
Induk EXCL, Axiata Group Berhad menuturkan pihaknya dan PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data, dan PT Bali Media Telekomunikasi yang merupakan bagian dari Grup Sinar Mas memasuki babak baru dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang tidak mengikat untuk menjajaki rencana merger antara EXCL dan FREN. Hal ini dilakukan dalam rangka menciptakan entitas baru MergeCo.
"Rencana transaksi ini masih dalam tahap evaluasi awal. Axiata dan Sinar Mas memiliki tujuan untuk tetap menjadi pemegang saham pengendali dari MergeCo," tutur Axiata dalam keterangan resminya.
Axiata juga mengatakan diskusi yang tengah berlangsung antara para pihak belum menghasilkan kesepakatan atau penyelesaian rencana transaksi yang mengikat.
"MergeCo diharapkan dapat memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen di sektor telekomunikasi, dan menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham, melalui sinergi dari penggabungan operasi XL Axiata dan Smartfren," ujar Axiata.
Corporate Secretary EXCL Ranty Astari Rachman mengatakan rencana merger ini masih berada pada tahap evaluasi awal. Menurutnya, Axiata sebagai pemegang saham EXCL dan Sinar Mas yang merupakan pemegang saham FREN memiliki tujuan untuk tetap menjadi pemegang saham pengendali dari MergeCo.
Baca Juga
"Sebagaimana yang disampaikan, tidak ada kepastian diskusi yang berjalan saat ini akan menghasilkan suatu kesepakatan yang mengikat dan tidak pula penyelesaian dari rencana transaksi," kata Ranty dalam jawaban tertulis ke BEI, Jumat (17/5/2024).
Ranty juga menyatakan EXCL belum dapat memastikan informasi mengenai surviving entity pasca-merger nantinya. Dia menjelaskan nota kesepahaman baru ditandatangani oleh pemegang saham EXCL dan masih berada pada tahap awal, sehingga EXCL belum memiliki informasi mengenai hal tersebut.
Selain melakukan proses merger, EXCL juga mengumumkan akan mengambil alih unit bisnis residensial atau bisnis B2C milik LINK senilai Rp1,87 triliun.
EXCL dan LINK telah menandatangani perjanjian pengalihan bisnis B2C pada 22 Mei 2024. Adapun, bisnis B2C Linknet mencakup bisnis internet service provider (ISP), bisnis IPTV, dan bisnis PayTV, termasuk layanan yang berkaitan dengan penyimpanan cloud, permainan, dan pelanggan rumah pintar (smart homes customers).
“Perseroan [XL Axiata] bermaksud untuk membeli dan mengambil alih dari Linknet, dan Linknet bermaksud untuk menjual dan mengalihkan, semua hak dan kepentingan dalam, dari dan atas ServeCo, sesuai dengan syarat dan ketentuan Perjanjian Pengalihan Usaha,” tulis EXCL, Senin (27/5/2024).
Adapun total pembayaran yang harus dibayar oleh EXCL dalam akuisisi ini adalah sebesar Rp1,87 triliun.
EXCL menjelaskan alasan pengambilalihan bisnis B2C Linknet ini dilakukan karena melihat pasar layanan fixed broadband (FBB) dan fixed mobile convergence (FMC) memiliki peluang bisnis yang sangat besar.
Di samping permintaan layanan yang terus bertumbuh, EXCL mengungkapkan tingkat penetrasi FBB di Indonesia juga masih sangat rendah. Tingkat penetrasi ini lebih rendah dibandingkan tingkat penetrasi di sebagian negara-negara Asia Tenggara.
Dengan transaksi ini, XL Axiata berencana mengintegrasikan bisnis mobile dan FBB untuk memaksimalkan nilai dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan.
Potensi Positif
Head of Research Sucor Sekuritas Paulus Jimmy melihat aksi merger yang direncanakan EXCL-FREN berdampak positif untuk industri telekomunikasi. Jimmy melihat aksi konsolidasi EXCL-FREN ini akan membuat persaingan di industri telco semakin sehat.
“Menurut hitungan kami, surviving entity nanti akan memiliki total subscribers sekitar 95 juta, dengan blended ARPU di kisaran Rp36.000,” kata Jimmy, Selasa (28/5/2024).
Selain itu, Jimmy juga melihat konsolidasi ini berpotensi menurunkan gearing ratio EXCL, sehingga neraca keuangan EXCL akan lebih baik dan bisa meningkatkan rate investasi mereka ke depannya.
Senada dengan Jimmy, Head of Research Yuanta Sekuritas Chandra Pasaribu menuturkan aksi merger EXCL-FREN sangat masuk akal untuk dilakukan, karena keduanya merupakan operator nomor tiga dan empat di Indonesia.
“Jika digabung, maka akan lebih comparable dengan Indosat, karena jumlah subscriber tidak terlalu jauh,” tutur Chandra.
Chandra juga menjelaskan bisnis telco merupakan bisnis skala besar karena besarnya fixed cost component. Dengan demikian, merger akan menunjang keekonomisan dari EXCL-FREN.
Dia melanjutkan EXCL akan mendapatkan keuntungan seperti cost efficiency, karena cost redundancy dapat dikurangi sehingga tercipta cost per unit yang lebih rendah. Kemudian secara operasional, Chandra melihat merger ini dapat meningkatkan kualitas layanan karena dapat terjadi bandwidth sharing serta infrastruktur lainnya.
“Ini sudah terbukti dengan beberapa merger sebelumnya antara XL dan Axis di 2014 dan ISAT-Hutchison. Akan ada perbaikan secara finansial maupun operasional,” ucapnya.
Di sisi lain, akuisisi yang dilakukan EXCL terhadap LINK menurut Jimmy akan membawa pertumbuhan yang gradual terhadap pendapatan EXCL sehingga meningkatkan valuasi EXCL ke depannya.
Sementara itu, Chandra menilai akuisisi LINK ini merupakan bagian dari strategi fixed mobile convergence (FMC) yang mengacu kepada cost efficiency dan operational leverage. Menurutnya, pengambil alihan ini akan menciptakan kemampuan kompetisi yang lebih tinggi, serta perbaikan kualitas layanan EXCL.
“Ini semua harusnya bisa terrefleksi dalam tingkat pertumbuhan dan perbaikan margin EXCL,” ujar Chandra.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.