Bisnis.com, JAKARTA - Emiten unggas (poultry) PT Malindo Feedmill Tbk. (MAIN) mencatatkan kinerja moncer pada kuartal I/2024 dengan membalikkan kerugian menjadi laba. Alhasil, perseroan pun membidik target kenaikan penjualan dobel digit tahun ini.
Direktur Malindo Feedmill Rudy Hartono Husin mengatakan, faktor pendorong kenaikan kinerja perseroan pada tiga bulan pertama 2024 yaitu adanya momentum Ramadan dan Lebaran yang mendorong penjualan.
"Faktor pendorong terutama karena kondisi pasar yang jauh lebih baik. Kami perhatikan juga ada masa puasa dan Lebaran yang menunjang kondisi market dan secara overall permintaan atas poultry juga meningkat dengan sangat baik yang menjaga kestabilan harga broiler dan DOC," ujar Rudy dalam paparan publik MAIN, Selasa (21/5/2024).
Mengacu laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) MAIN mencatatkan laba bersih sebesar Rp87,65 miliar per kuartal I/2024, atau berbalik dari periode tiga bulan pertama 2023 yang mengalami kerugian Rp172,86 miliar.
Capaian laba itu juga didorong kenaikan penjualan bersih 21,20% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp3,24 triliun, dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp2,67 triliun.
Secara terperinci berdasarkan segmen, penjualan pakan ternak sebesar Rp2,36 triliun, diikuti peternakan DOC sebesar Rp540,51 miliar, ayam broiler Rp947,27 miliar, dan makanan olahan Rp76,9 miliar. Penjualan itu dikurangi biaya eliminasi Rp681,81 miliar.
Baca Juga
Seiring kenaikan penjualan, beban pokok MAIN juga ikut terkerek 9,36% menjadi Rp2,86 triliun dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp2,61 triliun.
Adapun, laba bruto perseroan melonjak signifikan 517,4% menjadi Rp385,56 miliar, dibandingkan kuartal I/2023 sebesar Rp62,44 miliar.
Kendati menorehkan kinerja positif, namun Rudy mengakui bahwa ke depan, industri poultry akan selalu mengalami perubahan yang cukup cepat, di antaranya yaitu tantangan fluktuasi harga bahan baku pakan ternak dan DOC. Namun, perseroan masih tetap optimis dengan target pertumbuhan penjualan dobel digit hingga akhir tahun.
"Jadi perusahaan tetap optimis dengan keadaan tahun ini, terutama dengan hasil yang sampai sekarang masih sangat baik. Maka kami mengharapkan bisa terjadi pertumbuhan penjualan dobel digit," pungkasnya.
Berdasarkan neraca, total aset MAIN tercatat sebesar Rp5,7 triliun per 31 Maret 2024, naik dibandingkan posisi Desember 2023 sebesar Rp5,51 triliun.
Liabilitas perseroan turun menjadi Rp2,98 triliun, dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp3,02 triliun. Sementara itu, ekuitas naik menjadi Rp2,22 triliun, dari posisi Desember 2023 sebesar Rp2,14 triliun.