Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.135,89 pada Senin (6/5/2024). Saham big caps seperti BMRI, AMMN, sert BBRI terpantau meningkat, sementara saham BREN dan TLKM terkoreksi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG membukukan penguatan sebesar 0,02% atau 1,16 poin menuju posisi 7.135,89. Sepanjang hari ini, IHSG dibuka di posisi 7.135,41 dan sempat mencapai level tertingginya di 7.178,76.
Tercatat, sebanyak 309 saham menguat, 261 saham menurun, dan 209 saham bergerak di tempat. Adapun kapitalisasi pasar atau market cap berada pada level Rp12.010,76 triliun.
Dari jajaran saham berkapitalisasi pasar jumbo, terpantau saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) membukukan kenaikan sebesar 2,03% ke Rp6.275 per lembar.
Selain itu, saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) menguat 1,28% menuju level Rp9.900. Adapun saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) naik sebesar 0,84% menuju posisi Rp4.790 per lembar.
Di sisi lain, saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) terkoreksi 5,82% menuju level Rp9.300 per lembar. Posisi ini diikuti oleh saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang melemah 3,48% ke Rp3.050.
Baca Juga
Adapun saham top gainers pada hari ini dihuni oleh PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) yang melesat 24,62% ke level Rp81. Posisi ini disusul saham PT Dunia Virtual Online Tbk. (AREA) dengan kenaikan 17,14% menuju level Rp123.
Selanjutnya, penghuni saham paling boncos atau top losers adalah PT Platinum Wahab Nusantara Tbk. (TGUK) yang merosot 34,91% ke level Rp69. Sementara itu, saham PT Maja Agung Latexindo Tbk. (SURI) turun 25% menuju menuju Rp246.
Tim Riset Phintraco Sekuritas menyatakan IHSG menguat pada 0,22% menuju level 7.150,9 pada perdagangan sesi pertama. Secara teknikal, membentuk long lower shadow sehingga ada peluang untuk melanjutkan penguatan.
Sementara itu, CEO Yugen Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menuturkan gerak IHSG melalui pekan pendek masih berada dalam fase konsolidasi wajar. Rilis kinerja emiten dan masa pembagian dividen masih menjadi penopang pergerakan IHSG.
“Pengaruh fluktuasi nilai tukar rupiah dan beberapa sentimen dari global akan turut membayangi pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang,” pungkasnya.
Mengingat dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam jalur uptrend, maka momentum koreksi masih dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk melakukan akumulasi pembelian, terutama untuk saham saham berfundamental kuat.
_______
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.