Bisnis.com, JAKARTA — PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) milik Grup Salim menorehkan kinerja lesu sepanjang kuartal I/2024 dengan mencatatkan penurunan laba bersih dan pendapatan.
Mengacu laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih IMAS ambles 91,78% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp14,66 miliar pada tiga bulan pertama 2024, dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp178,46 miliar.
Di lain sisi, pendapatan IMAS naik tipis 0,75% menjadi Rp7,28 triliun, dibandingkan pendapatan pada kuartal I/2023 sebesar Rp7,22 triliun.
Pendapatan itu disumbang dari penjualan berbagai merek otomotif di bawah naungan Grup Indomobil, seperti Nissan, Datsun, KIA, Hino, Suzuki, Audi, hingga Volkswagen.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok IMAS juga naik 1,20% menjadi Rp5,85 triliun, dibandingkan periode tiga bulan pertama 2023 sebesar Rp5,78 triliun.
Alhasil, laba kotor perseroan turun 1,01% menjadi Rp1,42 triliun, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,44 triliun.
Baca Juga
Adapun, kas dan setara kas akhir periode IMAS tercatat sebesar Rp3,07 triliun, atau turun 16,71% dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp3,69 triliun.
Berdasarkan neraca, total aset IMAS tercatat sebesar Rp63,73 triliun per 31 Maret 2024, naik dari posisi akhir Desember 2023 sebesar Rp62,91 triliun.
Liabilitas perseroan naik menjadi Rp48,2 triliun, dibandingkan kuartal I/2023 Rp47,44 triliun. Sementara itu, ekuitas IMAS sebesar Rp15,52 triliun, naik dari posisi Desember 2023 sebesar Rp15,47 triliun.
Perlu diketahui, turunnya penjualan IMAS sejalan dengan penjualan mobil domestik baik secara wholesales maupun retail yang mengalami penurunan pada kuartal I/2024 bila dibandingkan periode sama tahun lalu. Hal ini pun tak lepas dari indikator perekonomian makro yang belum mendukung.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo menunjukkan penjualan mobil secara wholesales mencapai 215.069 unit pada Januari-Maret atau kuartal I/2024, turun 23,9% dari 282.601 unit secara year-on-year (YoY).
Sementara untuk penjualan secara retail mencapai 230.778 unit pada kuartal I/2024, turun 15% dari 271.423 unit secara YoY.
Gaikindo menyebut beberapa faktor perekonomian secara makro mulai dari pertumbuhan ekonomi, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, hingga suku bunga yang masih tinggi menjadi kendala penjualan mobil domestik.